Orang muda Diharapkan jadi Penggerak Akselerasi SDGs 2030

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN Diah Lenggogeni
Sumber :
  • Dok Humas UMY

YOGYAKARTA, VIVA Jogja – Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, Diah Lenggogeni menegaskan, generasi muda memiliki peran strategis dalam mendorong percepatan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Di tengah berbagai tantangan seperti bencana alam dan ketimpangan sosial-ekonomi, mahasiswa diharapkan menjadi motor penggerak dalam akselerasi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030.

VW Safari Kayu Jati unik di Jogja Volkswagen Festival 2025

Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Grand SummitKelompok Penelitian Mahasiswa (KPM) Competition 2025. Kegiatan ini mengusung tema “From Ideas to Action: Akselerasi SDGs 2030 melalui Kolaborasi Holistik Menuju Indonesia Berkelanjutan.”

“Lingkungan alam kita semakin menua, dan Indonesia menghadapi hampir 12 jenis ancaman bencana. Belum lagi tantangan terkait kemiskinan, ketimpangan, dan kepemimpinan. Oleh karena itu, pembangunan nasional harus diarahkan untuk menjadi lebih tangguh dan berkelanjutan. Di sinilah peran generasi muda menjadi sangat penting,” ujar Diah.

Konten Ekspedisi SNPMB UGM Raih Penghargaan

Dalam pemaparannya, Diah menjelaskan bahwa untuk mendukung akselerasi pencapaian SDGs 2030, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045. Undang-undang ini menjadi panduan strategis pembangunan nasional jangka panjang dengan pendekatan berkelanjutan guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Terdapat tiga pilar utama dalam RPJPN tersebut, yakni pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata, ketahanan lingkungan, serta pembangunan sosial yang berkeadilan.

Performent Garasi Performance Institute Dihelat 7 Hari

“Kami menargetkan pada tahun 2045, Indonesia mampu mencapai pendapatan per kapita setara dengan negara-negara maju. Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia berada pada kisaran 5.500 hingga 5.510 USD. Ke depannya, kita harapkan dapat menyamai negara seperti Australia atau Singapura yang pendapatan per kapitanya mencapai sekitar 33.500 USD. Namun, tentu ini bukan hal yang mudah untuk dicapai,” jelasnya.

Diah juga menyinggung laporan Macro Poverty Outlook edisi April 2025 dari Bank Dunia yang mencatat bahwa pada tahun 2024, sekitar 60,3 persen penduduk Indonesia masih hidup dengan pengeluaran kurang dari 6,85 USD per kapita per hari berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) 2017.

Halaman Selanjutnya
img_title