Jelajah Kuliner Malam di Kota Jogja, Ini 10 Rekomendasinya!

Gudeg Bromo Bu Tekluk
Sumber :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar youtube 10BestID

VIVA Jogja - Bukan namanya Jogja, jika tidak istimewa. Bukan hanya aura kotanya yang selalu bikin kangen, namun pesona kulinernya luar biasa istimewa.

Sensasi Telur Dadar Gobal Gabul Warung Pojok Mbak Yuni, Menu Andalan yang Lahir Karena Salah Resep

Kalau kamu kebetulan sedang berlibur di Jogja, jangan lupa menjelajahi kota wisata ini di malam hari.

Pesona dan aroma masakannya dijamin membangkitkan selera. Untuk kamu yang suka berpetualang menjelajahi kuliner malam hari di Kota Jogja, berikut ini 10 rekomendasinya!

Jangan Lewatkan, Ini Festival Wisata di Jogja Hingga Akhir Bulan!

 

Warung Sate Samirono

Photo :
  • VIVA Jogja/shopee
Tampilkan Gunungan Setinggi 11 Meter, Festival Teras Malioboro Siap Pecahkan Rekor MURI

 

1. Warung Sate Samirono Sate Samirono

Warung sate yang terletak di Jalan Colombo 105/38, atau depan GOR UNY ini buka selama 24 jam. Ada berbagai menu serba daging diwarung ini, diantaranya sate ayam, tongseng, sate goreng, sate kambing, sate sapi, sate bebek, sate buntel, tongseng kambing, gulai, tengkleng, sampai nasi goreng. Per porsi, kamu  akan mendapatkan 8 tusuk sate. 

Warung sate ini didirikan oleh H. Syafei pada tahun 1977. Awalnya bapak 4 orang anak ini adalah penjagal kambing, kemudian oleh seorang Kyai, diberi nasihat agar membuka warung sate di daerah Samirono, dan sekarang telah sukses yang kemudian menjadi bisnis turun temurun.

Pelangan yang datang juga bukan hanya kalangan kelas mengah ke atas saja. Lokasinya yang dekat dengan kampus ternama di Yogyakarta, membuat banyak mahasiswa yang menjadi pelangan sate ini. Warung sate yang telah membuka cabang di Jalan Kaliurang dan Jalan raya Tajem, Maguwo harjo ini juga menerima pesanan sate, kambing guling, dan aqiqah.

 

Nasi Teri Pojok Gejayan

Photo :
  • VIVA Jogja/visitingjogja.jogjaprov.go.id

 

2. Nasi Teri Pojok Gejayan

Pecinta kuliner pasti tidak asing lagi dengan nasi campur teri Gejayan, kuliner sederhana Jogjakarta yang selalu dipenuhi pembeli.

Sesuai dengan namanya, makanan ini sangat identik dengan sajian teri yang asin, gurih, dan pedas. Menjadi salah satu makanan legendaris di Jogja yang terkenal akan rasanya yang super lezat.

Berbeda dengan tempat makan lain yang menyajikan menu teri dengan nasi kucing, warung ini justru menyediakan nasi putih campur teri pedas. Menu ini sudah dijual oleh Pak Dul sejak tahun 1970-an yang kemudian bisnis kuliner tersebut dilanjutkan oleh menantunya Pak Subagiyo.

Siapa sangka bahwa cita rasa dari nasi campur teri berhasil menarik begitu banyak pelanggan. Nasi campur teri Gejayan bisa dinikmati dengan harga yang ramah kantong yakni mulai dari Rp.8000-an saja.

Kamu juga bisa menikmati pilihan sayur lauk pauk lainnya seperti sayur nangka muda, ayam, telur, tempe, tahu, bakwan jagung, dan lain-lain. Warung nasi teri yang buka di jam 21.00 WIB masih mempertahankan cita rasa dengan memasak semua menu secara tradisional menggunakan tungku.

Walaupun warung yang berada di Jl Gejayan ini dibuka pada jam yang cukup malam, namun pengunjung justru semakin ramai. Semakin malam banyak orang-orang yang mendatangi tenda-tenda pinggir jalan untuk menyantap kuliner malam khas Jogjakarta.

 

Lesehan STTB Terang Bulan

Photo :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar youtube 10BestID

 

3. Lesehan SBTB Terang Bulan Malioboro

Lesehan SBTB Terang Bulan adalah salah satu tempat makan legendaris yang lokasinya ada di kawasan Malioboro Jogja. Ini adalah salah satu tempat makan legendaris di Jogja yang sudah cukup terkenal, bahkan jadi langganan para artis dan pejabat.

Nggak heran kalau tempat makan legendaris ini selalu ramai diserbu pelanggan yang ingin mencicipi menu khasnya yakni burung dara goreng. Sesuai dengan namanya, Lesehan SBTB Terang Bulan ini adalah tempat makan yang tidak menyediakan kursi ataupun meja.

Jadi pengunjung yang makan di sini harus lesehan dengan duduk dilantai yang dialasi tikar. Meskipun terlihat sederhana, cita rasa kuliner yang disajikan nggak perlu ditanyakan lagi, dijamin nikmat.

Lokasinya berada di Mataram, Suryatmajan, Kecamatan Danurejan. Biasanya tempat makan legendaris di Jogja ini buka dari pukul 17.00 sampai dengan 02.00 setiap hari.

 

Gudeg Mercon Bu Tinah

Photo :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar youtube 10BestID

 

4. Gudeg Mercon Bu Tinah

Sangat banyak tempat makan yang menjajakan jenis masakan ini, hingga Jogja dikenal pula dengan sebutan kota Gudeg. Namun Gudeg Mercon Bu Tinah menjadi salah satu yang paling populer dan banyak peminatnya.

Sesuai dengan namanya, Gudeg Bu Tinah khas dengan cita rasanya yang pedas. Lidah kamu juga akan dimanjakan dengan kental dan gurihnya kuah santan dari gudeg ini.

Rasa pedas dari gudeg mercon ini berasal dari sambal kreceknya. Bagi Anda penyuka makanan pedas, wajib untuk mencoba kuliner khas Jogja yang satu ini.

Sambal krecek milik Bu Tinah ini memiliki ranjau cabai yang membuat gudeg terasa ekstra pedas. Selain itu ada pula sayur lombok ijo atau cabai hijau yang dijamin pedasnya akan meledak di mulut. Kendati demikian, jangan khawatir, karena gudeg Bu Tinah tetap mempertahakan cita rasa otentik gudeg yang manis.

Gudeg Mercon Bu Tinah sudah dijual sejak tahun 1992 dengan pemiliknya yakni Ngatinah yang kemudian lebih dikenal dengan Bu Tinah. Bisnis kuliner Gudeg pedas legendaris ini kini dijalankan oleh anak Bu Tinah, yakni Parni dengan tetap mempertahankan cita rasanya yang khas.

Gudeg dibuat dari nangka muda yang diolah dengan santan kelapa, tak lupa pula daun jati sebagai pewarna alaminya.

 

Mie Nyemek Bu Siti

Photo :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar youtube 10BestID

 

5. Mie Nyemek Bu Siti

Memiliki rasa yang khas, membuat Warmindo Bu Siti ramai akan pembeli. Bahkan antri di warungnya pun bisa sampai 1 jam. Tak heran masyarakat lokal Jogja pun sering berkunjung untuk membeli Mie Nyemek buatan Bu Siti.

Karena memang tergolong laris diminati. Sudah berjalan hampir 22 tahun, rasa otentik Mie Nyemek Bu Siti tak pernah berubah. Diwariskan dari generasi ke generasi, warmindo Bu Siti menjadi sumber pendapatan ekonomi untuk pihak keluarganya.

Istilah “nyemek” berasal dari Bahasa Jawa yang artinya tidak kering dan tidak basah. Cara penyajian mie yang memberikan kuah sedikit namun kental, tentunya berbeda dengan mie kuah biasanya.

Uniknya dari hidangan kuliner satu ini adalah terdapat pada penggunana mie instan sebagai bahan utama. Dengan varian rasa yang beragam, pembeli bisa request sesuai selera masing-masing. Untuk porsi yang dihidangkan ada ukuran biasa dan juga jumbo.

Kemudian untuk telur biasanya dari telur ayam atau telur bebek. Pada bagian levelnya pun bermacam-macam, ada yang biasa, sedang, pedas sampai pedas sekali.

 

Soto Sampah

Photo :
  • VIVA Jogja/visitingjogja.jogjaprov.go.id

6. Soto Sampah

Soto Sampah Jogja merupakan salah satu tempat makan soto yang sangat terkenal di kalangan pecinta kuliner. Tempat ini ternyata sudah berdiri lama, yakni sejak tahun 1970 silam.

Bahkan, ada sebagian masyarakat yang menyebutkan bahwa tempat ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1967 silam. Pada awalnya, soto sampah ini lebih dikenal dengan sebutan soto simak atau soto becak.

Disebut demikian karena dahulu kebanyakan para pelanggannya adalah tukang becak. Pada tahun 2009 lalu, tempat makan ini pun berubah nama menjadi soto sampah yang diberikan oleh para para pelanggannya sendiri.

Mengapa disebut soto sampah? Ternyata, kuliner soto yang satu ini memanfaatkan gajih dari daging sapi dan beragam isian lain yang membuat penampilan dari piringnya berantakan.

Satu porsi soto sampah berisi bihun, taoge, irisan kol, daging gajih, dan siraman kuah soto yang melimpah dan enak. Dari segi tampilan memang terkesan acak-acakan, namun jika sudah masuk dimulut, maka rasanya pun akan sangat menggugah selera.

 

Gudeg Bromo Bu Tekluk

Photo :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar youtube 10BestID

 

7. Gudeg Bromo Bu Tekluk

Gudeg Bromo Bu Tekluk menjadi begitu terkenal dengan proses yang panjang. Berdiri sejak tahun 1984 silam. Nama asli dari gudeg Bu Tekluk ini awalnya adalah gudeg Bromo. Perintis dari bisnis gudeg ini bernama Bu Sumijo.

Penamaan dari gudeg ini ternyata bukanlah sembarangan. Kata ‘tekluk’ sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah terkantuk-kantuk atau mengalami kantuk berat yang membuat kepala seseorang menjadi tidak sengaja tertunduk.

Maklum saja, lantaran berjualan gudeg ini di malam hari, maka penjualnya pun sering kali terlihat sedang terkantuk-kantuk ketika melayani para pembelinya. Itu yang jadi asal-usul mengapa disebut Bu Tekluk.

Meskipun jam berjualannya malam, atau yang sering disebut dengan kuliner malam Jogja, namun tidak pernah menyurutkan niat bagi para pembeli untuk mencicipi gudeg buatan Bu Sumijo ini.

Awalnya, kedai gudeg Bromo Bu Tekluk ini sering kali dijadikan sebagai jujukan para mahasiswa setelah lembur mengerjakan tugasnya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kedai atau tempat makan ini sudah menjadi salah satu jujukan utama bagi banyak orang yang merasa kelaparan di tengah malam.

Jam buka dari kedai ini adalah sekitar pukul 11 malam hingga pukul 5 pagi.

 

Oseng Mercon Bu Narti

Photo :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar youtube 10BestID

 

8. Oseng Mercon Bu Narti

Oseng Mercon Bu Narti merupakan pelopor dari oseng mercon yang ada di Yogyakarta. Warung lesehan ini sudah berjualan sejak 1997.

Di warung ini kamu bisa memesan nasi dengan oseng mercon khas mereka dengan harga Rp 25.000. Jika ingin lauk tambahan, kamu pun dapat memasan ayam goreng hingga burung puyuh. 

Warung Oseng Mercon Bu Narti mulanya berjualan di pinggir jalan dengan menggunakan tenda, tetapi kini sudah pindah dalam bangunan yang lebih nyaman. Alamat Warung Oseng Mercon Bu Narti sekarang ada di Jalan KH. Ahmad Dahlan Nomor 110, Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta, buka dari 16.00 - 23.00 WIB.

 

Angkringan Kopi Joss Lik Man

Photo :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar youtube 10BestID

 

9. Angkringan Lik Man

Angkringan Lik Man menjadi salah satu angkringan yang menjadi pelopor berdirinya angkringan-angkringan lain di sekitar utara Stasiun Tugu. Angkringan ini memiliki beberapa menu terkenal seperti kopi joss. Pengunjung dapat menikmati hangatnya kopi susu, es susu tape, dan beberapa menu lainnya, yang buka mulai jam 14.00 hingga 03.00 dinihari.

Angkringan ini menjadi salah satu angkringan yang sudah cukup lama berdiri dan berada di sekitar stasiun tugu. Dulunya belum ada yang membuka warung serupa angkringan seperti ini.

Awal mulanya angkringan ini berada di dalam stasiun pada tahun 1968 sampai 1972. Kemudian angkringan ini pindah menuju pos timur stasiun tugu. Pada tahun 1974 mengalami perpindahan kembali di jalan Wongsodirjan hingga saat ini.

Angkringan Lik Man ini merupakan sebuah tempat yang dijalankan dari generasi ke generasi. Hingga tidak heran jika angkringan ini tidak asing bagi penduduk Jogja sendiri, karena memang sudah berdiri sejak lama. Usaha ini sekarang dijalankan oleh keluarga Lik Man.

 

 

Bakmi Jawa Pak Pele

Photo :
  • VIVA Jogja/tangkapan layar youtube 10BestID

 

 

10. Bakmi Jawa Pak Pele

Warung Bakmi Pak Pele ini ternyata menjadi salah satu kuliner legendaris di Yogyakarta. Bagaimana tidak, warung yang beratap terpal ini ternyata sudah ada sejak 1983.

Saking legendarisnya bakmi ini, tak heran banyak pengunjung berbondong-bondong datang ketika warung mulai dibuka setiap sore harinya. Setiap satu porsi pesanan dimasak dalam satu wajan oleh juru masaknya untuk menjaga kenikmatan dan citarasa otentiknya.

Dalam waktu yang bersamaan, beberapa juru masak mempersiapkan pesanan pengunjung di atas empat buah anglo berbeda. Menu yang ditawarkan di warung bakmi ini diantaranya bakmi goreng, bakmi rebus, bakmi nyemek (kuah sedikit), nasi goreng, magelangan, capcay, sop, hingga rica-rica ayam.

Untuk menu bakmi, jenis mi yang digunakan ada dua yaitu mi kuning dan bihun putih. Warung Bakmi Jawa Pak Pele buka mulai pukul 17.30 WIB hingga 24.00 WIB.