Melancong ke Hargotirto, Pulang ke Rumah Simbah…

Pule Payung yang indah di Desa Wisata Hargotirto
Sumber :
  • VIVA Jogja/Kemenparekraf RI

Kulon Progo, VIVA Jogja - Pelesiran ke Hargotirto di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, seperti pulang ke rumah Simbah.

Sidowarno, Desa Ikonik Wayang yang Mendunia

Desa wisata di gugusan perbukitan menoreh ini, memang penuh pesona, dengan keindahan alam yang tiada tara. Selalu bikin kangen untuk kembali, ya, layaknya pulang kampung, ke rumah Simbah yang ngangeni (bikin kangen).

Ternyata, “pulang ke rumah Simbah” sengaja dibuat menjadi tagline dari Desa Hargotirto.

Widosari, Saat Elang Jawa Berputar di Atas Kepala: Pesona Wisata Negeri di Atas Awan

“Desa kami memang mengusung tagline Pulang ke Rumah Simbah, harapannya wisatawan selalu akan kembali lagi ke sini karena kangen dan ingat petuah-petuah Simbah," ungkap pengelola Desa Wisata Hargotirto Kokap, Alie Subkhan.

Subkhan menjelaskan, desa wisata yang dikembangkan oleh Karang Taruna Hargotirto sejak tahun 2017 silam itu, dikenal karena memiliki berbagai atraksi seni budaya lengkap.

Semoyo, Dari Kawasan Tandus Menjelma Jadi Desa Wisata yang Ijo Royo-royo

Beragam atraksi dapat disaksikan di sini: mulai dari jathilan atau encling, seni mocopat, pertunjukkan wayang kulit, ketoprak, sampai tarian para penderes.

Penderes merupakan orang yang bekerja mencari atau menyadap nira dari pohon kelapa sebagai bahan dasar pembuatan gula merah.

"Hampir 90 persen warga dewasa di desa ini bekerja sebagai penderes," kata Subkhan.

Daya tarik alam unggulan desa wisata ini adalah Pule Payung dan Gunung Gajah yang menawarkan pemandangan indah dan merupakan gunung api purba yang akan dikembangkan menjadi obyek wisata penelitian bebatuan atau geologi.

Sebagai desa wisata, Hargotirto memiliki setidaknya 28 homestay dengan standar Internasional.

Setiap homestay menyediakan closet duduk pada kamar mandinya. Untuk kuliner khas, desa ini memiliki kuliner khas yakni Nasi Tiplek.

 

Sego Tiplek, kuliner khas Hargotirto

Photo :
  • VIVA Jogja/Kemenparekraf RI

 

Nasi ini diolah dengan santan dan garam lalu dibungkus daun pisang kemudian dikukus dengan lauk ingkung atau ayam utuh.

Subkhan menambahkan, saat pandemi Covid 19 silam, saat kunjungan wisata anjlok, warga Hargotirto mulai memproduksi batik dan ternyata justru berkembang pesat.

Hingga saat ini batik produksi desa ini telah terjual 5 ribu potong dengan melibatkan 10 perajin.

"Karena pengembangan batik ini dilakukan di atas pegunungan tertinggi di Kokap, kami beri nama batik Sundul Langit," kata Subkhan.

Desa Wisata Hargotirto dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama kurang lebih 47 menit dari Bandara Internasional Yogyakarta atau sekitar 21 kilometer.

Pemandangan Perbukitan Menoreh dan Waduk Sermo bisa disaksikan dari atas puncak Pule Payung dan Gunung Gajah.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno takjub saat berkunjung ke desa wisata ini.

"Saya melihat kekuatan dan daya tarik wisata alam di sini luar biasa dan ini kemasannya sangat menarik karena kita dapat melihat Perbukitan Menoreh dan Waduk Sermo," kata Menparekraf Sandiaga saat berkunjung pada 2023 lalu.

 

Menparekraf Sandiaga Uno saat menikmati keindahan Perbukitan Menoreh

Photo :
  • VIVA Jogja/Kemenparekraf RI

 

Selain pemandangan alam yang eksotis, Hargotirto juga memiliki potensi ekonomi kreatif yang menonjol di subsektor fesyen, seni musik, dan kuliner.

Sehingga, dengan potensi-potensi yang ada inilah Desa Wisata Hargotirto berhasil masuk ke dalam 75 desa wisata terpilih dalam ADWI 2023.

Di Hargotirto, ada Dusun Segajih yang menawarkan konsep wisata Live-In atau hidup bersama masyarakat setempat. Pengunjung dapat ikut serta dalam berbagai aktivitas dan kebiasaan hidup masyarakat, menikmati kuliner khas, hingga belajar seni dan budaya lokal.

Para wisatawan bisa menyatu dengan dengan budaya lokal, membatik, main gamelan dan merasakan belajar membuat gula semut.

Di sini juga ada kampung tawon dengan madu aslinya. Berada di Bukit Sepringis yang terletak di lembah Pegunungan Menoreh, Dusun Segajih dihuni oleh sekitar 100 kepala keluarga dengan 70 rumah tinggal.

Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai pengrajin Gula Merah dan Gula Semut. Mereka juga mencari rumput untuk ternak Kambing, memerah susu, dan mencari kayu bakar.

 

madu tawon produksi warga Hargotirto

Photo :
  • VIVA Jogja/Kemenparekraf RI

 

Kehidupan sehari-hari seperti inilah yang akan dirasakan wisatawan yang berkunjung. Sebagian rumah warga pun disulap menjadi homestay untuk akomodasi wisatawan selama berkunjung di Dusun Segajih.

Wisatawan akan diajak menjalani aktivitas sehari-hari pemilih homestay. Paket wisata yang ditawarkan Dusun Segajih cukup terjangkau, yaitu Rp100 ribu per orang selama 3 hari 2 malam.

 

Kegiatan melukis untuk anak-anak pengunjung

Photo :
  • VIVA Jogja/Kemenparekraf RI

 

Selain itu juga ada paket belajar dan budaya, di antaranya melukis, membatik, hingga karawitan. Keunikan tradisi, kreativitas masyarakatnya, dan pemandangan alam yang indah benar-benar menjadikan desa wisata Hargotirto inspirasi bagi desa-desa lainnya.

Tak ayal, desa ini ditetapkan sebagai Desa Sejahtera Astra oleh PT Astra Internasional Tbk.

Eksotisme Hargotirto nyatanya seperti tagline: Pulang ke Rumah Simbah. Ngangeni, karena pesona keindahan alamnya, tradisi budayanya, serta keramahtamahan dan kreativitas warganya.