Indosat jadi Pelopor Era Optimisme Industri bersama Kecerdasan Buatan
- jogja.viva.co.id/ Fuska SE
VIVA Jogja - Teknologi Artificial Intelligence (AI) mulai diperbincangkan pada tahun 1950-an. Namun perkembangannya berjalan lambat seiring dengan masa-masa krisis pendanaan dan kepercayaan masyarakat industri. Namun pada awal tahun 1990-an, kalangan ilmuwan kembali mengembangkan penemuan algoritma baru dan peningkatan kapasitas komputasi yang ditunjukkan dengan bukti Komputer Deep Blue milik IBM yang mengalahkan juara catur dunia Garry Kasparov pada tahun 1997.
Kemampuan kecerdasan buatan itu kemudian mendapat apresiasi khusus dan mulai tahun 2000-an di saat bisnis big data mulai digencarkan, AI lari cepat dengan algoritma mesin yang lebih canggih.
Inovasi AI kini telah diterapkan dalam berbagai lini seperti kesehatan, otomotif, bahkan layanan pelanggan.
Sejarah ini menunjukkan bagaimana imajinasi manusia tentang mesin cerdas terus berkembang dan pemanfaatan AI dalam kehidupan manusia, kian terang-benderang termasuk industri telekomunikasi yang juga kian mengalami transformasi besar-besaran dengan mengadopsi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), bahkan menjadi kekuatan penggerak di balik perubahan cepat dalam bisnis telekomunikasi.
Teknologi dengan algoritma dan komputasi cerdas dalam bisnis telekomunikasi, melibatkan penggunaan algoritma pembelajaran mesin untuk menganalisis data yang kompleks, memproses respon secara spontan yang sebelumnya membutuhkan waktu.
Kecanggihan AI pun digunakan untuk menganalisis data yang dikirim dari sensor jaringan untuk mengidentifikasi potensi masalah sebelum terjadi. Keunggulan inilah yang kemudian memungkinkan penyedia layanan telekomunikasi mengambil langkah proaktif untuk memperbaiki masalah dan mencegah.
Lain dari itu, AI juga memiliki kemampuan dalam pengelolaan dan pemeliharaan jaringan secara otomatis, yang memungkinkan perusahaan telekomunikasi mengurangi downtime dan meningkatkan keandalan jaringan, termasuk juga bagaimana peran chatbot dan asisten virtual, makin digandrugi tanpa berdampak pada overtime kinerja.