Prihatin Darurat Sampah, Relawan di Kudus Berjibaku Sapu Bersih Gunungan Limbah
- Arif/Viva Jogja
KUDUS, VIVA Jogja - Darurat penanganan sampah yang kini terjadi di Kabupaten Kudus Jawa Tengah, membuat resah dan prihatin banyak pihak.
Kondisi itu terjadi, paska penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo Kudus.
Penyegelan TPA yang diprotes karena memicu pencemaran dan mengganggu kesehatan warga Desa Tanjungrejo, menghambat kelancaran armada pengangkut sampah ke TPA sejak pekan lalu hingga saat ini.
Dampaknya masyarakat dibuat kebingungan untuk membuang sampah.
Selain itu mengakibatkan tumpukan sampah terjadi di berbagai sudut kota, hingga membuat kotor perwajahan Kota Kudus.
Prihatin atas kondisi darurat sampah, sejumlah relawan dari komunitas masyarakat di Kota Kretek pun tergerak melakukan aksi bersih bersih.
Para relawan turun tangan mengangkut tumpukan sampah di sepanjang jalan, Jumat 24 Januari 2025 siang.
Ratusan relawan yang bergerak dalam aksi pembersihan sampah, yakni melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), MED-A dan Mapala Argadahana Universitas Muria Kudus.
Selain itu, Mapala Palwa51 IAIN Kudus, Mapala Macupa Itekes Cendekia Utama, Swasta Gabut, Palang Merah Indonesia (PMI), hingga BSN di Kabupaten Kudus.
Aksi bersih-bersih sampah ini menyasar sejumlah ttik yang dipenuhi gunungan sampah.
Dimulai dari jalan sebelah selatan Balai Jagong Kudus menuju Pasar Baru Kudus dan ke arah Desa Dersalam.
Selain itu, kawasan taman kota, wilayah Desa Rendeng dan titik penumpukan sampah lainnya.
"Aksi kolaborasi ini menindaklanjuti kondisi Kudus yang darurat sampah usai TPA Tanjungrejo ditutup sejak 16 Januari 2025 lalu," ujar dr. Wahyu Wijanarko sang penggagas kegiatan.
Wahyu menegaskan, relawan yang bergerak melakukan aksi bersih bersih sampah bukanlah dari lembaga pemerintah.
Namun pihaknya merasa prihatin terkait darurat sampah di Kudus dan berupaya memberikan solusi.
"Kami juga mengedukasi masyarakat terkait bagaimana mengelola sampah, yakni harus diolah dari rumah dan dipilah antara sampah organik dan anorganik,” ucap dr. Wahyu dari IDI Cabang Kudus.
Dalam aksi pembersihan kali ini, para relawan memasukkan sampah dalam kantong plastik hitam besar.
Selanjutnya sampah yang telah terkumpul diangkut truk sampah milik Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus ke tempat pembuangan sampah sementara.
"Kami menyadari aksi ini tidak bisa menyelesaikan sepenuhnya kondisi darurat sampah di Kudus. Tapi paling tidak, bisa sedikit mengurangi gunungan sampah dan menghindari penyebaran penyakit, " terang Wahyu.
Usai sampah-sampah dibersihkan, kata Wahyu, kemudian dilakukan penyemprotan eco-enzym.
Langkah tersebut untuk mengurangi dampak bau yang menyebabkan pencemaran udara.
Wahyu pun mengajak masyarakat Kudus untuk bersama-sama memilah sampah dari lingkungan rumah masing-masing.
Selain itu, ia berharap Pemkab Kudus bisa melakukan perbaikan sistem penataan sampah dan melakukan studi tiru terkait pemberdayaan sampah organik dan anorganik.