Ancaman Gagal Panen Hantui Petani Kudus, Wilayah Undaan Terdampak Parah

Ratusan hektar sawah di Kudus terendam banjir.
Sumber :
  • arif

KUDUS, VIVAJogja – Sejumlah kawasan lahan pertanian yang selama ini menjadi lumbung padi di Kabupaten Kudus, disinyalir mengalami gagal panen alias puso. Kondisi ini terjadi akibat ratusan hektar sawah terendam banjir yang terjadi sepanjang Februari 2025.

Bukan Demi Pencitraan, Polisi Gelar Operasi Pembersihan Sekolah di Kudus Terdampak Banjir

Dari laporan insidentil yang tercatat di Dinas Pertanian (Dispertan) Kudus, sebanyak 594 hektare sawah terdampak banjir. Sedangkan 438 hektare sawah mengalami puso atau gagal panen. Kondisi itu melanda lahan sawah di Desa Lambangan dan Kalirejo Kecamatan Undaan.

“Varietas padi yang terdampak banjir di wilayah Undaan, terdiri dari Inpari 32, Cibogo dan Ketan. Dan saat kejadian banjir merendam, padi berumur antara 50 hingga 70 hari setelah tanam,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kudus, Didik Prasetyo, Senin (10/2/2025).

Adu Kedigdayaan di Arena Tarung, Ratusan Pendekar Silat Bidik Beasiswa UMKU 2025

Atas kondisi itu, Didik mengaku telah melakukan pemantauan di sawah terdampak banjir. Selain itu berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan solusi bagi petani yang gagal panen.

"Kami berupaya membantu petani dengan menyiapkan langkah-langkah mitigasi, termasuk penyaluran bantuan benih untuk tanaman yang mengalami puso,”  terang Agus.

Kampanyekan Subuh Ceria, Cara Cerdas Muhammadiyah Kudus Makmurkan Masjid

Pihak Dispertan Kudus juga mendorong petani segera mengajukan klaim asuransi pertanian. Klaim itu dilakukan jika mereka telah terdaftar dalam program tersebut.

“Kejadian ini (gagal panen) menjadi perhatian serius, mengingat sektor pertanian merupakan tulang punggung ekonomi masyarakat Kudus,” imbuhnya.

Karena itu, Didik segera meningkatkan sosialisasi terkait pola tanam yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim. Serta memperbaiki sistem irigasi guna mengurangi risiko bencana serupa di masa mendatang.

Meski demikian,  kata Didik, tidak ada laporan mengenai perluasan area terdampak dalam periode laporan ini. Petani dan pemerintah berupaya melakukan mitigasi guna meminimalisir dampak lebih lanjut terhadap produksi pangan.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa banjir masih menjadi ancaman serius bagi sektor pertanian di Kudus. Pemerintah daerah dan para petani diharapkan dapat mencari solusi jangka panjang, termasuk peningkatan sistem drainase dan manajemen air yang lebih baik untuk masa depan.