Harga Kopi Dunia Ugal-ugalan, Produksi Kopi Muria Kudus Melorot Tajam

Hasil panen kopi Robusta petani Desa Colo, Kecamatan Dawe Kudus.
Sumber :
  • arif

 

Kirab 28 Kendi Air Keramat di Malam Satu Suro, Cara Refleksi Diri WargaTumpangkrasak Kudus

KUDUS, VIVAJogja-  Di tengah terus melambungnya harga kopi di tingkat dunia, namun ketersediaan biji kopi juga sulit didapatkan. Karena itu, melonjaknya harga belum dirasakan sepenuhnya bagi kesejahteraan para petani kopi di lereng Pegunungan Muria Kabupaten Kudus.

Bahkan  petani kopi jenis Robusta di lereng Gunung Muria tahun ini mengalami penurunan  drastis hingga 40 persen. Tahun lalu, produksi kopi petani Muria mencapai 20 ton. Namun tahun ini hanya mampu memproduksi 8 ton.

Perlakukan Warga Kurang Pantas, Korps Satpol PP Kudus Meminta Maaf

Kondisi penurunan produksi kopi, diungkapkan Teguh Budi Wiyono, petani kopi Robusta asal Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, saat ditemui Rabu (11/2/2025).

“Penurunan produksi kopi Robusta Muria ini cukup berimbas pada petani Desa Colo. Hasil panen tahun lalu, gudang kami bisa menampung 20 ton biji kopi. Namun tahun ini hanya menampung 8 ton saja,” ujar Teguh yang juga pengelola Goedang Kopi Muria.

Samani Solidkan ‘Kabinet Kudus Sehat’, 97 Pejabat Struktural Dirotasi

Sebanyak 8 ton biji kopi Robusta itu, kata Teguh, hasil dari setoran panen 63 petani di Desa Colo dan Desa Japan. Penurunan hasil panen kopi di Gunung Muria akibat cuaca ekstrem.

"Kondisi cuaca sangat berpengaruh. Sebab pada tahun 2023 lalu saat memasuki panen bersamaan musim kemarau yang lebih panjang, membuat produksi kopi di Pegunungan Muria melimpah," ucap Teguh.

Halaman Selanjutnya
img_title