Padi Ketan Bikin Jatuh Cinta Petani Undaan Kudus, Ternyata Faktor Ini Pemicunya

Padi ketan lebih menguntungkan dibandingkan padi biasa
Sumber :
  • ist

“Jadi sudah jelas perbedaan antara padi ketan dengan padi varietas lainya. Selain hasil panennya lebih banyak, juga harga jualnya juga lebih tinggi," terang Darwoto.

Samani Kader PKB Kudus, Ikut Retreat di Magelang Sebagai Kepala Daerah

Darwoto menjelaskan, menanam padi ketan lebih menguntungkan dibandingkan padi biasa. Saat MT II tahun 2024 lalu, petani Undaan meraup Rp 70 hingga 80 juta per hektare dengan hasil panen mencapai 8 ton dan harga jual GKP Rp 9.000-10.000 per kilogram.

Kondisi sebaliknya, padi varietas lain memiliki harga jual dan hasil panen yang lebih rendah. Bahkan selisihnya mencapai Rp 20 juta per hektare. 

Incar Tahta Juara Kapolres Kudus Cup, Wartawan Tujuh Kabupaten Adu Skill Badminton

“Itu dari hasil panen tahun 2024, makanya para petani di Undaan lebih bertahan untuk menanam ketan," tuturnya.

Kini memasuki awal tahun 2025, petani Undaan kembali memasuki masa panen ketan. Namun harga jual GKP ketan mengalami penurunan drastis menjadi Rp 6.000-6.400 per kilogramnya.

Aksi Penari Kretek Pecahkan Rekor MURI, Wabup Kudus Cantik Bilang Begini

Untuk harga jual gabah varietas lain sedikit lebih tinggi, yakni berada di angka Rp 6.500-6.800 per kilogram. Meski demikian, petani setempat masih menanam padi ketan dibandingkan jenis lainnya.

Darwoto pun berharap petani lebih selektif dalam memilih jenis padi yang ditanam setiap musimnya.  Kalangan petani di Kudus juga harus berperan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Halaman Selanjutnya
img_title