Kegiatan Literasi Numerasi di Lapas Slawi Peringati Hari Aksara Internasional: Warga Binaan Antusias

Literasi Numerasi di Lapas Slawi
Sumber :
  • Viva Jogja

 

Relawan Baik Deklarasi Dukung Ischak-Kholid di Pilbup Tegal 2024

Tegal, Viva Jogja - Dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional, Taman Baca Masyarakat (TBM) Sakila Kerti bekerja sama dengan Lapas Kelas IIB Slawi menggelar kegiatan literasi numerasi

Acara yang diadakan pada Sabtu, 20 September 2024 ini diikuti oleh 40 warga binaan Lapas Slawi

NU Solid Dukung Ischak-Kholid, Gus Yusuf: Muslimat Juga Siap Menangkan Pilbup Tegal 2024

Kegiatan ini menghadirkan Apas Manusia Nol, seorang figur yang dikenal karena kemampuannya menyampaikan arti perjuangan hidup melalui gaya komunikatif dan menyentuh hati. 

Dr. Yusqon, M.Pd., pengelola TBM Sakila Kerti, menyampaikan bahwa kegiatan literasi numerasi ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap Sabtu. 

Menghidupkan Kembali Kethek Raksasa: Ketika Seni, Literatur, dan Teknologi Saling Bersanding

Kegiatan ini melibatkan para siswa paket A, B, dan C yang berada di bawah binaan TBM tersebut. 

Menurut Dr. Yusqon, literasi numerasi adalah kemampuan yang sangat penting dalam era modern, tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi masyarakat luas, termasuk warga binaan di lapas.

“Literasi numerasi adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan menerapkan angka serta konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Dr. Yusqon saat membuka acara. 

Ia juga menambahkan bahwa cakupan literasi numerasi sangat luas. 

"Ini tidak hanya terkait dengan mata pelajaran matematika, tetapi juga beririsan dengan literasi lain seperti literasi kebudayaan dan kewarganegaraan."

Dr. Yusqon menekankan bahwa keterlibatan warga binaan dalam kegiatan ini bukan sekadar untuk meningkatkan kemampuan matematika dasar, tetapi juga untuk memperkaya wawasan mereka terhadap berbagai aspek kehidupan melalui konsep numerasi. 

Apas Manusia Nol menjadi pusat perhatian dalam kegiatan tersebut. Dengan gaya komunikatifnya, ia berhasil membuat warga binaan terlibat secara aktif dalam diskusi yang diadakan. Ia membuka sesi dengan pertanyaan sederhana seperti “Nama siapa?” dan “Asal dari mana?”, yang langsung mencairkan suasana dan mengundang senyum dari peserta. 

Pendekatannya yang humanis, namun penuh makna, menggugah warga binaan untuk berpikir lebih dalam tentang kehidupan mereka.

“Kami menghadirkan Apas Manusia Nol yang dikenal karena pendekatan komunikatifnya. Dia berhasil membawa warga binaan dalam percakapan ringan, namun penuh makna, seputar perjuangan hidup dan identitas pribadi mereka,” kata Dr. Yusqon. 

Apas tidak hanya membahas tentang literasi numerasi dalam pengertian akademis, tetapi juga bagaimana angka dan matematika berhubungan dengan keputusan-keputusan hidup sehari-hari.

Kasubsie Registrasi dan Bimkemas Lapas Slawi, Bambang Yulianto, mengungkapkan bahwa kegiatan literasi numerasi ini adalah salah satu bentuk upaya mereka untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi warga binaan. 

Menurutnya, para warga binaan sangat antusias dan menikmati setiap bagian dari kegiatan ini, terutama saat diminta untuk berpartisipasi dalam pembacaan puisi-puisi karya Kang Maman, seorang sastrawan yang dikenal karena karyanya yang penuh dengan perenungan.

“Saat mereka diminta turut serta dalam pembacaan puisi 'Lelaki' dan 'Ada Dalam Hati yang Tak Dapat Kunikahi' karya Kang Maman, suasana langsung menjadi lebih khidmat dan penuh emosi. Para warga binaan terlihat sangat terhubung dengan isi dari puisi tersebut,” jelas Bambang. 

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dalam membangun kembali kepercayaan diri para warga binaan, serta membantu mereka merenungkan kehidupan dan pilihan-pilihan yang telah mereka buat.

Kegiatan literasi numerasi ini bukan hanya sekadar pembelajaran akademik, tetapi juga jembatan yang menghubungkan warga binaan dengan pemahaman lebih dalam tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. 

Dr. Yusqon menekankan bahwa kemampuan numerasi bisa membantu seseorang untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.

“Literasi numerasi tidak hanya soal berhitung, tetapi juga tentang bagaimana kita memahami dan mengelola informasi yang kita temui setiap hari. Dengan literasi ini, warga binaan bisa belajar untuk lebih kritis dan sadar akan pilihan yang mereka ambil dalam hidup,” tambah Dr. Yusqon.

Di akhir acara, Apas Manusia Nol memberikan pesan motivasi kepada para warga binaan. Ia mengingatkan mereka bahwa setiap orang memiliki kesempatan kedua dalam hidup, dan penting untuk memanfaatkan waktu di lapas untuk berkembang, baik secara mental, intelektual, maupun emosional. 

“Hidup adalah tentang mengambil kesempatan untuk berubah. Di sini, kalian punya waktu untuk merenung dan belajar, bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang makna kehidupan,” ujarnya.