Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari Hadir di Perpustakaan Yogya

Pusat Unggulan Naskah Kuno Gantari
Sumber :
  • VIVA Jogja/Pemkot Yogyakarta

VIVA Jogja - Pusat unggulan naskah kuno Gantari hadir di Perpustakaan Kota Yogyakarta.

Dubes Inggris Kembalikan 120 Manuskrip Digital Jawa Kuno ke Sultan HB X

Layanan Gantari yang diinisiasi Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan itu menjadi wujud komitmen Pemkot Yogyakarta dalam melestarikan, mengelola dan mendayagunakan naskah kuno sebagai sumber informasi dan edukasi bagi masyarakat.

Gantari berasal dari bahasa Sanskerta bermakna menyinari Diharapkan Gantari memberikan pencerahan baru kepada masyarakat luas tentang arti penting naskah kuno dan nilai-nilai budaya, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai historis yang tinggi.

Loket Pajak Tokopedia Naikkan Tren Pembayaran Pajak Online Kuartal III 2023 di Yogyakarta

"Naskah-naskah kuno harus dilestarikan supaya masyarakat tidak kehilangan fakta sejarah. Masyarakat bisa memahami pentingnya sejarah yang tertulis di naskah kuno yang harapannya bisa ditularkan kepada generasi muda," kata Sugeng saat meresmikan Gantari di Perpustakaan Kota Yogyakarta di Kotabaru, kemarin.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengapresiasi adanya pusat unggulan naskah kuno Gantari yang diinisiasi Perpustakaan Kota Yogyakarta.

Pilkada Sleman 2024 : Paslon Harda-Danang tak gelar Kampanye Akbar

Menurutnya naskah kuno merupakan warisan tak ternilai yang menyimpan kisah tentang peradaban. Termasuk nilai pengetahuan luhur dan jejak perjalanan bangsa dari masa ke masa.

Sugeng menegaskan,  negara memberikan perhatian khusus terkait naskah kuno, yaitu dengan menerbitkan Undang-undang nomor 43 tahun tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang di dalamnya terkandung pasal pelestarian dan pengembangan naskah kuno.

Pemkot Yogyakarta juga menerbitkan Keputusan Wali Kota Yogyakarta nomor 306 tahun 2024 penetapan petunjuk teknis pendaftaran, pemberian penghargaan, perlindungan dan pendayagunaan naskah kuno.

"Bukan berati kita akan berpikir dan berlaku kekunoan tidak. Tapi berangkat dari sejarah dan cerita masa lalu , kemudian menumbuhkembangkan rasa handarbeni rasa memiliki. Kalau sudah memiliki, harus melestarikannya," tuturnya.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta sebagai organisasi perangkat daerah yang diberi amanat dan tanggung jawab dalam melaksanakan pelestarian dan pengembangan naskah kuno lewat layanan Gantari.

Pusat unggulan naskah kuno Gantari difungsikan sebagai tempat penyimpanan, penelitian, dan publikasi naskah kuno, serta sebagai pusat informasi dan edukasi bagi masyarakat.

"Yang pasti harus dilestarikan, dikenalkan dan disosialisasikan ke masyarakat. (Pelestarian) naskah kuno bukan hanya tugas pemerintah. Tapi tugas kita bersama," tegas Sugeng.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Afia Rosdiana mengatakan pusat unggulan naskah kuno Gantari menjadi program dann layanan unggulan di Perpustakaan Kota Yogyakarta.

"Naskah kuno yang kami tempatkan di sini baru ada empat. Saat ini sedang proses digitalisasi. Secara usia lebih dari 50 tahun. Secara definisi naskah kuno itu harus ditulis tangan, usia minimal 50 tahun dan memiliki nilai-nilai budaya dan historis," terang Afi.

Salah satu koleksi naskah kuno yang ada di Gantari adalah Serat Pawukon Warna Warni dengan tulisan aksara Jawa. Afi menyampaikan naskah itu berasal dari masyarakat di Danurejan.

Salah satu koleksi naskah kuno, Serat Pawukon Warna Warni.

Photo :
  • VIVA Jogja/Pemkot Yogyakarta

Naskah-naskah kuno di Yogyakarta yang dimiliki instansi selama ini tersebar di museum-museum seperti Sonobudoyo, Kraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman. Namun menurutnya yang menjadi tantangan adalah naskah-naskah di masyarakat.

Oleh sebab itu mengacu Keputusan Wali Kota Yogyakarta nomor 306 tahun 2024 kewajiban masyarakat pemilik naskah kuno itu untuk meregistrasikan atau menginformasikan ke Perpustakaan Kota Yogyakarta.

"Ketika masyarakat menginformasikan naskah kuno ke kami, akan kami bantu merawat dan digitalisasi. Naskah tetap di rumah pemilik," ujarnya.

Afi menjelaskan keberadaan Gantari juga bertujuan untuk katalogisasi atau sharing katalog naskah kuno. Biasanya di museum di perpustakaan katalog yang dimiliki adalah koleksi museum dan perpustakan saja.

Tapi di Gantari ada sharing katalog naskah kuno sehingga memudahkan dalam pencarian. Dia menyebut sudah ada sekitar 200 naskah kuno yang masuk katalog di Gantari.

"Di sini harapan kami bisa menjadi rujukan bagi akademisi dan peniliti. Misal akademisi mau mencari naskah tentang ini dicari di katalog sini(Gantari), tempat naskahnya di Museum Sonobudoyo," pungkas Afi.