MPM-LH dan LPPM UMUKA Solo Gelar Pelatihan Kesehatan Hewan dan Pemanfaatan Limbah Ternak
- VIVA Jogja
KARANGANYAR, VIVA Jogja - Majelis Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup (MPM-LH) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Karanganyar melalui Pusat Pendidikan Pelatihan Jamaah Tani Muhammadiyah (Pusdiklat Jatam) gelar pelatihan bagi peternak.
Pelatihan digelar di Kandang D'Mumtaz yang berlokasi di dusun Telap, Karangpandan. Kandang ini milik Irfan Chaerudin, salah satu anggota MPM-LH PDM Karanganyar. Lokasi ini juga menjadi basecamb untuk Pusdiklat Jatam yang diinisiasi MPM-LH PDM Karanganyar.
Ketua MPM-LH PDM Karanganyar, Ibnu Kholid sampaikan saat ini pihaknya fokus pada pengembangan peternakan yang menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Karanganyar (UMUKA) Solo.
Pendampingan untuk pemberdayaan masyarakat sudah dilakukan mulai tahun 2005 hingga saat ini. Baik pendampingan di bidang dibidang pertanian, perkebunan dan peternakan.
"Dan di tahun 2024 ini fokus untuk peternakan domba, kambing," jelasnya Rabu (26/12).
Salah satu alasan untuk lebih fokus di bidang peternakan karena pihaknya menilai kendala yang dihadapi peternak sangat komplek.
Mulai dari pemilihan bibit yang kurang efisien, kemudian cara membuat dan memilih pakan hingga teknik kandang juga termasuk pemasarannya yang belum bisa maksimal.
"Dan inilah tugas kita sebagai pendamping selain memberikan edukasi juga untuk membantu pemasaran," ucapnya.
Dengan manfaatkan jejaring dari berbagai kelompok atau lembaga seperti himpunan peternak domba kambing (HPDKI) dan Kaliboto Green Insitute (KGI) bisa membantu pemasaran lebih luas lagi.
Untuk Pusdiklat Jatam kali memberikan pelatihan dan pendampingan pada peternak dari desa Karangrejo, Kecamatan Kerjo, Karanganyar. Peternak bisa mendapatkan ilmu terkait sistem peternakan modern bukan sistem tradisional lagi.
"Pusdiklat ini memberikan edukasi kepada peternak agar lebih terampil dengan menghadirkan ahlinya," lanjutnya.
Kepala Desa Karangrejo, Fahruddin berkeinginan untuk memberdayakan masyarakat desa dengan betenak domba. Karena masih minim ilmu terkait teknik pemeliharaan domba yang baik dan benar mulai dari perawatan, pakan hingga teknik pemasaran, akhirnya meminta pendampingan dari MPM-LH PDM Karanganyar
"Kami kembangkan peternakan ini sebagai aset desa namun untuk pengelolaan diserahkan kepada masing-masing dusun," jelasnya.
Fahruddin menyebut saat ini sudah terbentuk kelompok ternak di masing-masing dusun. Tiap dusun mendapatkan bantuan 20 ekor domba betina dan 1 pejantan. Peternak juga mendapatkan bantuan
Saat ini sudah ada ada 8 kelompok peternak dengan jumlah domba di masing-masing kelompok ada 20 ekor betina dan 1 pejantan.
Mereka juga mendapat bantuan chopper (pencacah pakan ternak) dan gentong untuk pakan.
Sementara itu Burhan Efendi dari LPPM UMUKA menambahkan pihaknya berkolaborasi dengan MPM-LH PDM Karanganyar untuk melakukan pendampingan. Salah satunya bekerja sama dengan desa Karangrejo.
Kegiatan tersebut sebagai bentuk implementasi dari Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTMA).Yakni pengajaran, penelitian, pengabdian dan Al Islam Kemuhammadiyahan.
"Kegiatan ini termasuk bagian untuk pengabdian ke masyarakat, bahkan seringkali kami dilibatkan menjadi pembicara atau pemateri sekaligus mendampingi," imbuh Burhan.
Burhan juga menambahkan kedepannya akan menjadikan Karangrejo sebagai desa binaan dari UMUKA. Pasalnya desa tersebut sangat potensial. Karena sumber daya alamnya juga mendukung.
"Ditambah lagi dengan keseriusan pemerintah desa dan masyarakatnya untuk kembangkan peternakan," ujarnya lebih lanjut.
Selain itu kondisi air di Karangrejo bagus digunakan untuk pertanian organik dan Pemerintah desa siapakan lahan seluas 18 hektar khusus untuk pertanian organik.
Burhan juga sampaikan kondisi lahan desa Karangrejo sangat cocok digunakan untuk penerapan sistem ntegrated farming atau sistem pertanian terpadu.
Dalam sistem pertanian terpadu, semua yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara optimal. Dimana kambing dan domba sebagai titik mula. Contohnya, kotorannya baik padat maupun cair dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik
Dan pupuk tersebut bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Dan pada akhirnya limbah pertanian bisa dimanfaatkan lagi untuk pakan ternak.
"Jadi mata rantai terus berputar dan tidak terputus. Dan kami di UMUKA juga akan terus bekerjasama dengan desa lainnya," pungkasnya.