11 Korban Pembunuhan Berantai Dukun Pengganda Uang
- Dok Polda Jateng
Jogja – Petugas dari kepolisian bersama dengan relawan dan SAR berhasil menemukan 11 korban dari pembunuhan berantai dengan modus dukun pengganda uang Slamet Tohari (45), warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Hasil dari pengembangan, kepolisian berhasil menemukan 10 jasad korban yang terkubur di jalan setapak yang merupakan lahan milik Mbah Slamet. Mereka dikuburkan berdekatan di lokasi yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah tersangka.
Saat dilakukan penggalian oleh Tim Sar gabungan Banjarnegara, kondisi jenazah saat ditemukan sebagian sudah berupa tulang belulang dan tidak dapat dikenali. Jenazah yang ditemukan rata-rata dikubur di kedalaman 1 meter, bahkan ada beberapa jenazah yang dikuburkan bersama satu lubang.
Dengan ditemukannya 10 jasad tersebut, maka total korban aksi biadab sang Dukun dalam kasus pembunuhan berantai ini menjadi 11 orang, dimana satu korban diantaranya telah teridentifikasi.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menjelaskan, kronologi kejadian bermula pada Senin (27/03/23) saat Polres Banjarnegara menerima laporan pengaduan orang hilang dari anak korban berinisial GE. Ia mengaku, ayahnya tak bisa dihubungi dan keluarga tidak mengetahui keberadaan korban sejak Kamis (24/03/23).
"Pada bulan Juli GE diajak ayahnya untuk bertemu dengan temannya yang berada di Banjarnegara, dimana pada saat itu ia bersama dengan ayahnya berangkat dari terminal Jalur Sukabumi dengan menaiki bus menuju Wonosobo," kata AKBP Hendri Yulianto saat konferensi pers di Mapolres Banjarnegara, Senin (03/4/2023) dari lansir dari tvonenews.
"Sesampainya di daerah Wonosobo kemudian turun di pinggir jalan lalu bertemu dengan seorang yang selanjutnya diketahui bernama mbah Slamet, lalu diajak ke rumahnya di Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara," lanjutnya.
Sesampainya di rumah tersangka korban pun diiming-imingi untuk ikut penggandaan uang yang dipraktekkan oleh Mbah Slamet. Kemudian pada Kamis (23/03/23) korban datang sendirian dari Sukabumi menuju ke rumah Mbah Slamet di Banjarnegara dengan menggunakan Mobil.
"Saat itu korban melakukan komunikasi dengan anaknya yang lain berinisial SL melalui pesan WhatsApp, yang isinya berupa share lokasi dan mengirimkan posisinya," terang Kapolres.
Tak hanya mbah Slamet, pembunuhan ini pun dibantu oleh BS seorang warga Kabupaten Pekalongan yang merupakan anak buah Mbah Slamet. Sang dukun juga mengakui jika sebelum kejadian, dirinya mengajak korban untuk melakukan ritual agar penggandaan uang ini bisa berhasil.
"Pelaku mengajak korban ke satu lokasi untuk melakukan ritual, agar prosesi ritual penggandaan uang berhasil, tersangka pun mengatakan ke korban agar tidak mengantuk dan memberikan minuman yang telah dicampuri racun potas," jelasnya.