Jelang HUT DIY ke 270, Hadirkan Incinerator Pembakar Sampah
- arif
Penataan mencakup berbagai bidang, mulai dari tata kota hingga kesejahteraan sosial, yang mendukung harmoni dan keberlanjutan. "Tuwuh" (tumbuh) menunjukkan bahwa Yogyakarta terus berkembang pesat dalam berbagai aspek, seperti pendidikan, ekonomi kreatif, dan inovasi, yang berpijak pada kekayaan budaya.
Sementara itu, "Ngrembaka" (berkembang) melambangkan kemajuan dan kesejahteraan yang semakin meningkat. Yogyakarta tumbuh dan berkembang pesat, membawa harapan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Logo yang diluncurkan menggambarkan semangat Yogyakarta yang terus menjaga tradisi sambil beradaptasi dengan kemajuan zaman. Dengan warna hijau dan kuning, yang dikenal sebagai "pare anom", logo ini merepresentasikan kekayaan alam dan budaya Yogyakarta. Ikon Jatilan, yang terintegrasi dalam desain logo, menjadi simbol dari budaya yang tak ternilai harganya, sebagai nafas kehidupan DIY.
Beny mengingatkan, rakyat adalah pelaku utama perubahan. Rakyat bukan sekadar penerima kebijakan, tetapi arsitek masa depan. Dengan keterlibatan aktif masyarakat, kita bisa mewujudkan Yogyakarta yang lebih baik.
“Masyarakat yang sejahtera tumbuh dari keberagaman aspirasi, ide, dan peran aktif setiap warganya,” kata Beny.
Pada 13 Maret 2025 nanti, DIY berusia 270 tahun. DIY terus mengukuhkan posisinya sebagai daerah yang kaya akan sejarah dan budaya, serta dinamis, inklusif, dan siap menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan identitas.
Seluruh lapisan masyarakat diharapkan terus menjaga dan membangun Yogyakarta agar tetap menjadi tanah yang nyaman, lestari, dan sejahtera bagi semua.