Dana Tak Cair, Ratusan Nasabah Datangi Kantor BUKP Wates
- jogja.viva.co.id/Wuri D
YOGYAKARTA, VIVA Jogja - Ratusan nasabah Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) Wates Kulonprogo menggelar aksi damai di depan kantor BUKP Wates, Kamis (24/4/2025). Dari depan kantor BUKP Wates, para nasabah kemudian melakukan long march ke Pasar Bendungan dan berlanjut ke BUKP Galur.
Para nasabah membawa spanduk bertuliskan tuntutan pencairan dana tabungan deposito mereka. Nasabah juga meminta Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk turun tangan menyelesaikan masalah tabungan deposito nasabah yang tak kunjung bisa dicairkan.
Harapan itu nampak dalam spanduk bertuliskan "Kanjeng Sinuhun Sri Sultan HB X, Kula Nyuwun Pengayoman".
Nasabah juga menggelar aksi teatrikal kisah seorang nasabah BUKP. Yaitu petani, yang mengumpulkan uang untuk disimpan di BUKP, namun yang terjadi justru dana mereka tertahan di BUKP Wates dan tidak bisa dicairkan.
Kordinator Nasabah BUKP Kulon Progo Sasmito Nugroho menyampaikan nasabah kesulitan mencairkan dana simpanannya di BUKP sejak 2-3 tahun terakhir. Nasabah yang ikut aksi pun menyampaikan aspirasi ketidakpercayaan terhadap BUKP dan mendesak segera dilakukan pencairan ganti untung, menuntut ssgera dilakukannya audit eksternal pada BUKP, dan meminta Pemda DIY turun tangan mengatasi persoalan yang dihadapi para nasabah BUKP ini. "Sudah sejak 2-3 tahun lalu, uang kami tidak bisa dicairkan," terang Nugroho.
Dijelaskan Nugroho, jumlah nasabah di BUKP Wates mencapai 107 orang dengan dana tertahan lebih dari Rp 3,5 miliar. Kebanyakan nasabah membuka tabungan deposito dengan dana mulai dari puluhan juta hingga ratusan juta. "Bahkan ada beberapa nasabah memiliki saldo tertahan sebesar Rp 700 juta per nasabah,"imbuh Nugroho.
Para nasabah akan terus melakukan aksi menyampaikan aspirasi sampai dana simpanan dicairkan. Jika setelah aksi Kamis,(24/4/2025) ini dana nasabah tidak kunjung dicairkan, nasabah akan melakukan audiensi ke DPRD Kabupaten Kulon Progo dan DPRD DIY. Jika masih juga tidak ada kejelasan, para nasabah akan mencoba bertemu dengan Gubernur DIY untuk meminta pengayoman. "Kami mohon ke Ngarsa Dalem, kami minta pengayoman," ucapnya.