Tidak Ada Lagi Pasar Malam Sekaten di Yogyakarta, Ini Alasannya

Ilustrasi pasar malam Sekaten
Sumber :
  • wikipedia

Jogja – Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW di Yogyakarta identik dengan rangkaian Perayaan Sekaten yang diadakan Keraton Yogyakarta. Salah satu yang ditunggu masyarakat saat Perayaan Sekaten adalah kehadiran pasar malam yang digelar di Alun-alun Utara.

Studi: Pernikahan Dini Berdampak pada Kesehatan Mental Perempuan, Bisa Alami Depresi

Sayangnya sejak 2022, pasar malam Sekaten tidak lagi diselenggarakan di Yogyakarta. Kondisi ini berbeda dengan di Kota Surakarta yang masih menggelar pasar malam dalam rangkaian Sekaten.

Tepas Tanda Yekti Keraton Yogyakarta Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tirtawijaya mengatakan tidak digelarnya lagi pasar malam Sekaten karena Keraton Yogyakarta berkeinginan mengembalikan roh Sekaten ke asal muasalnya.

Rekomendasi Ngabuburit Syahdu di Jogja

Tirtawijaya menerangkan ada perbedaan pandangan antara masyarakat dengan Keraton Yogyakarta perihal Sekaten. Masyarakat, lanjut Tirtawijaya, melihat Sekaten itu identik dengan pasar malam.

"Jadi ada perbedaan. Mindset masyarakat Sekaten itu ya pasar malam. Sementara Keraton melihat Sekaten sebagai syiar agama dan syiar budaya," kata Tirtawijaya beberapa waktu lalu.

Peninggalan Belanda, Stasiun KA Lempuyangan dan Stasiun Klaten akan Dipercantik

Tirtawijaya menuturkan dimasa lalu, penganut agama Islam belumlah sebanyak saat ini. Keraton Yogyakarta berupaya melakukan syiar agama lewat jalur budaya.

"Waktu itu, penganut agama Islam tidak terlalu banyak di wilayah kita. Jadi dengan adanya Sekaten, masyarakat menuju ke tempat itu," ujar Tirtawijaya.

"Setelah datang ke area Sekaten, ada acara Syahadatain atau mengIslamkan masyarakat yang ingin masuk Islam melalui syiar budaya," tutur Tirtawijaya.

Tirtawijaya menyebut ketika itu Belanda takut dengan kegiatan-kegiatan yang digelar Keraton Yogyakarta. Belanda pun kemudian membuat siasat untuk memecah syiar agama dan budaya yang dilakukan Keraton Yogyakarta saat acara Sekaten.

"Setiap ada kumpulan, Belanda selalu curiga. Akhirnya Belanda membuat siasat acara Sekaten. Belanda menggeser fokus dengan adanya pasar malam," tutur Tirtawijaya.

Tirtawijaya menambahkan untuk mengembalikan Sekaten pada tujuan awalnya, Keraton Yogyakarta pun meniadakan pasar malam. Keraton Yogyakarta berkeinginan mengembalikan acara Sekaten sebagai bentuk syiar budaya dan agama.