Pilkada Sleman 2024: Perbaikan Ekonomi bagi Perempuan jadi kunci Harda-Danang atasi KDRT

Calon wakil Bupati Sleman nomer urut 2 Danang Maharsa
Sumber :
  • jogja.viva.co.id/ Cahyo Edi

Jogja, VIVA Jogja  – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman menggelar Debat Publik Putaran 2. Dalam debat ini diikuti oleh Calon Wakil Bupati Nomor urut 1 yakni Sukamto dan Calon Wakil Bupati Nomor urut 2 yaitu Danang Maharsa.

Danang Maharsa dalam debat tersebut memaparkan strateginya untuk menekan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Sleman dengan memberdayakan perempuan secara ekonomi. 

"Perempuan adalah korban terbanyak dalam kasus KDRT. Sayangnya, banyak dari mereka enggan melapor kepada pihak berwenang karena berbagai faktor yang melibatkan kondisi ekonomi dan keluarga," kata Danang dalam keterangannya, Senin 4 November 2024.

Kader PDI Perjuangan ini menyebut ketergantungan ekonomi menjadi faktor utama perempuan enggan melaporkan KDRT. Danang merinci para perempuan korban KDRT ini takut kehilangan nafkah sehingga terpaksa untuk bertahan.

"Banyak perempuan korban KDRT yang enggan melapor karena mereka secara ekonomi bergantung pada suami. Ketakutan kehilangan nafkah sering kali membuat mereka memilih bertahan dalam situasi yang sulit," ungkap Danang.

Selain ekonomi, Danang juga menyoroti kekhawatiran soal hak asuh anak yang membuat korban ragu untuk melapor. Kondisi ini dianggap Danang sebagai tantangan besar yang harus dihadapi bersama.

"Banyak korban takut berpisah dengan anak-anaknya jika melaporkan kasus KDRT. Ini menjadi tantangan besar yang harus kita atasi bersama," jelasnya.

Sebagai solusi dari KDRT ini, Danang dan pasangannya, Calon Bupati Harda Kiswaya, telah menyiapkan program untuk memberdayakan perempuan agar lebih mandiri secara ekonomi. 

"Jika perempuan memiliki kemandirian finansial, mereka akan lebih berani untuk melapor dan keluar dari situasi KDRT," ungkapnya.

Tidak hanya soal ekonomi, Danang juga berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang KDRT. Lewat pemahaman yang lebih baik, maka masyarakat akan lebih paham mengenai KDRT dan apa saja hak-hak perempuan.

"Edukasi penting untuk membentuk pemahaman yang lebih baik tentang KDRT dan hak-hak perempuan. Kami akan gencar melakukan sosialisasi agar masyarakat makin paham," katanya.

Berdasarkan data, pada 2023 terjadi 420 kasus KDRT di Sleman. Melalui program yang digagas, Danang optimis dapat menekan angka ini secara signifikan. ( * )