Hadiah Sukarno Untuk Jogja Ditetapkan Jadi Masjid Agung Kota Jogja

Prof Mahfud MD saat memberikan tausyiah.
Sumber :
  • Humas Pemkot Jogja

Jogja - Masjid Syuhada yang menjadi hadiah Sukarno kepada Kota Jogja saat masa perjuangan akhirnya ditetapkan sebagai Masjid Agung Kota Jogja. Penetapan ini dilakukan dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) Wali Kota bernomor 176 tahun 2023 kepada Ketua Yayasan Masjid Syuhada KRT Jatiningrat, Sabtu (2/3/2023). 

"Penetapan tersebut telah melalui kajian yang mendalam. Masjid Syuhada, lanjutnya, juga merupakan simbol sekaligus monumen peringatan perjuangan para syuhada dalam melawan penjajah," kata Penjabat Wali Kota Sumadi, disela penyerahan. 

Ia mengatakan, pembangunan Masjid Syuhada ini dimulai 23 Desember 1950 dan selesai dibangun pada tanggal 20 September 1952. Saat Jogja menjadi ibukota NKRI dan atas izin Presiden Sukarno saat itu saat berkantor di Gedung Agung.

"Masjid Syuhada ini tidak hanya sebagai bangunan cagar budaya, tetapi masjid ini penuh akan nilai perjuangan dan kebangsaan," ujarnya.

Sumadi berharap dengan ditetapkannya Masjid Syuhada menjadi Masjid Agung Kota Yogyakarta akan menjadi salah satu ikon di Kota Yogyakarta. "Bagi wisatawan tidak lengkap jika berlibur di Kota Yogyakarta namun tidak mampir ke Masjid Syuhada," ungkapnya.

Ia pun berpesan agar Bulan Ramadhan menjadi momentum untuk meningkatkan amal kebaikan. Usai penyerahan SK, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyerahkan bantuan kepada masjid tersebut berupa uang dengan total Rp 20 juta.

Dalam kesempatan yang sama, Masjid Syuhada juga menggelar Ngaji Kebangsaan menghadirkan Menko Polhukam Prof Mahfud MD. 

"Seperti yang telah diketahui, kemajemukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini adalah anugerah. Negara dengan sebutan multikultural ini seharusnya dapat menjadi kekayaan bangsa," jelas Mahfud.

Bahkan, tambahnya. anugerah tersebut merupakan potensi yang dapat diolah sehingga dapat mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara. "Beragama dan bernegara menjadi keniscayaan yang tidak dapat dipisahkan," katanya.

Pihaknya juga menyebutkan keberadaan Masjid Syuhada penting dalam mengingatkan kembali memori perjuangan para pahlawan.

Menurutnya masjid yang dibangun atas usul Ir. Soekarno tersebut sebagai hadiah untuk Yogyakarta yang sempat menjadi ibukota negara.

Ia pun meminta agar masyarakat tidak melupakan sejarah. “Menghargai sejarah memberikan pelajaran akibat dari setiap perbuatan,” ungkapnya.

Dirinya mengenang Masjid Syuhada sebagai masjid peninggalan pemerintahan pertama republik Indonesia saat berpindah ke Jogja kala terjadi agresi militer Belanda.

Ketua Yayasan Syuhada KRT Jatiningrat menyampaikan sejak berdiri pada 1952, Masjid syuhada turut andil menjaga keberagaman yang mengedepankan tasawuf dan menghargai golongan lain dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.“Selain tempat ibadah, Masjid Syuhada sebagai simbol peradaban, selaras dengan fungsi masjid pada zaman Rasulullah SAW dan KeKhalifahan,”ujar KRT Jatiningrat.