Kelurahan Petompon Jadi Percontohan Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak
- VIVA Jogja/Humas Pemkot Semarang
Semarang, VIVA Jogja - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifatul Choiri Fauzi, memberikan apresiasi tinggi kepada Kelurahan Petompon, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, sebagai contoh kelurahan yang ramah perempuan dan peduli anak.
Kunjungan kerjanya ke Balai Kelurahan Petompon pada Senin (27/1) menjadi momen untuk melihat langsung upaya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah setempat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Arifatul menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh Kelurahan Petompon patut menjadi contoh bagi daerah lain. Kolaborasi yang baik antara warga dan pemerintah setempat menunjukkan komitmen bersama dalam membangun lingkungan yang inklusif dan aman bagi perempuan dan anak.
Hal ini sejalan dengan visi Kementerian PPPA untuk mendorong terciptanya masyarakat yang adil dan setara, di mana hak-hak perempuan dan anak terpenuhi.
Keberhasilan Kelurahan Petompon dalam menciptakan lingkungan ramah perempuan dan peduli anak tidak lepas dari berbagai program dan inisiatif yang telah dijalankan.
Misalnya, adanya ruang publik yang aman bagi anak-anak untuk bermain dan belajar, serta program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan juga turut mendukung terwujudnya kelurahan yang ramah bagi semua.
“Saya lebih banyak mendengarkan apa saja yang sudah dilakukan oleh warga di Kelurahan Petompon ini. Luar biasa dan nampaknya kolaborasi sudah terjadi, sudah ada dan sangat baik,” puji Arifatul.
Ke depan pihaknya memandang perlu sedikit perbaikan dan inovasi agar bisa menjawab persoalan-persoalan yang mungkin nanti akan muncul. “Tetapi pada prinsipnya Kelurahan ini keren banget, masyarakatnya oke,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa keberadaan inovasi di Kelurahan Petompon ini bisa menjadi pilot project untuk berdirinya Ruang Bersama Indonesia yang menjadi visi besar menuju Indonesia Emas 2045.
“Kami bermimpi, tahun 2029 seluruh desa di Indonesia, sebanyak 75.260 desa, sudah memiliki Ruang Bersama Indonesia,” tambahnya.
Arifatul berharap agar model yang diterapkan di Kelurahan Petompon dapat diadopsi dan dikembangkan di daerah lain di Indonesia. Dengan demikian, upaya untuk mewujudkan kesetaraan gender dan perlindungan anak dapat semakin meluas, menciptakan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
Ruang Bersama Indonesia sendiri adalah ruang kolaborasi dari seluruh kementerian, lembaga dan juga partisipasi masyarakat untuk menguatkan masyarakat di tingkat desa kelurahan untuk bersama-sama menuju Indonesia Emas 2045. Hal menarik lain yang disorot Menteri PPPA adalah keterlibatan bapak-bapak dalam pengurus PKK Kelurahan Petompon.
“Yang tadi menarik, ada pengurus PKK yang bapak-bapak. Tidak hanya diam, tetapi ikut menggerakkan warga untuk membangun kebersamaan,” jelasnya. Sementara itu Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita, juga memaparkan berbagai inovasi yang telah dilakukan Kota Semarang dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
“Kami melakukan banyak kegiatan yang peduli terhadap perempuan dan anak. Salah satu yang menjadi pelopor adalah kelurahan ramah perempuan dan peduli anak, seperti di Tanjungmas dan Kelurahan Petompon ini,” jelas Mbak Ita.
Ia mencontohkan berbagai kegiatan di Kelurahan Petompon, seperti pelatihan UMKM, urban farming, dan pemberdayaan perempuan. “Kami juga memiliki program inovatif seperti Rumah Duta Revolusi Mental untuk pencegahan bullying dan kekerasan terhadap perempuan, serta Rumah Pelita untuk penanganan lintas sektor stunting,” tambahnya.
Kunjungan ini menjadi pengakuan terhadap keberhasilan Kelurahan Petompon dalam menjalankan program Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA). Dengan berbagai capaian ini, Kota Semarang terus menegaskan posisinya sebagai pelopor dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di tingkat nasional.