Jauhkan Murraya Sumatrana liar dari Pohon Jeruk

Murraya Sumatrana
Sumber :
  • phytoimages.siu.edu

VIVA Jogja - Baru-baru ini, hasil penelitian kolaboratif internasional yang dipimpin tim Universitas Gadjah Mada (UGM)  mengungkap bahwa tanaman liar Murraya Sumatrana yang biasa tumbuh di pekarangan atau di pinggir hutan, ternyata menjadi agen penyebar penyakit mematikan bagi tanaman jeruk yakni bakteri citrus greening atau huanglongbing (HLB).

Tim GMAT UGM Wakili Indonesia dalam Kompetisi Robotika di Jepang

Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Quartil 1 (Q1) Plant Disease edisi April 2024 silam dengan judul “Natural Infection of Murraya paniculata and Murraya sumatrana with ‘Candidatus Liberibacter asiaticus’ in Java”. Penelitian ini juga mencatat bahwa untuk pertama kalinya, M. sumatrana terbukti positif terinfeksi Candidatus Liberibacter asiaticus (CLas), secara alami. CLas merupakan bakteri penyebab HLB yang ditularkan oleh kutu loncat jeruk (Diaphorina citri).

Selama lebih dari setahun, tim peneliti mengambil sampel dari berbagai spesies Murraya yang tumbuh di Yogyakarta, Purworejo, dan Kebun Raya Bogor. Mereka memadukan pendekatan botani klasik dengan analisis DNA kloroplas dan ITS untuk memastikan identitas spesies, lalu menguji keberadaan bakteri menggunakan polymerase chain reaction (PCR) dan real-time PCR. Hasilnya, ditemukan bahwa empat aksesi M. paniculata (kemuning Jepang, tanaman hias) dan tiga aksesi M. sumatrana (kemuning Jawa) mengandung bakteri CLas penyebab HLB.

Uang Ganti Rugi Tol Jogja-Kulonprogo Tembus Rp1,3 Triliun

Guru Besar Fakultas Pertanian UGM sekaligus pemimpin riset Prof Siti Subandiyah menjelaskan siklus epidemiologi penyakit HLB di ekosistem tropis. “Kita harus mulai memperhatikan spesies tanaman liar atau yang tidak dibudidayakan yang hidup berdampingan dengan tanaman jeruk. Murraya sumatrana yang tersebar luas di Indonesia ternyata punya potensi terinfeksi patogen dan menyebarkannya melalui serangga vektor ke tanaman jeruk yang dibudidayakan,” ujarnya.

Dalam konteks ekologi, temuan ini cukup menggugah. M. sumatrana adalah tanaman asli Indonesia yang kerap tumbuh liar di hutan sekunder, pekarangan, hingga kawasan konservasi. Karena tidak menunjukkan gejala mencolok saat terinfeksi CLas, keberadaannya sebagai reservoir penyakit sangat mungkin tidak terdeteksi. Jika tidak dikendalikan, spesies ini berpotensi mempercepat penyebaran HLB ke kebun jeruk rakyat maupun industri hortikultura.

Pembangunan Tahap Kedua, JPO Wates Ditarget Selesai Desember 2025

Vektor Utama

Lebih jauh, kutu loncat jeruk (Diaphorina citri) yang menjadi vektor utama penyakit ini, diketahui berkembang biak dengan cepat pada pucuk muda tanaman Murraya. Populasinya meningkat saat musim kemarau dan bisa dengan mudah berpindah ke pohon jeruk yang tumbuh di sekitarnya. Temuan lapangan menunjukkan bahwa M. paniculata dan M. sumatrana yang tumbuh di sekitar kebun jeruk dan kampus UGM dihuni oleh serangga ini dalam jumlah cukup signifikan. “Ini jadi peringatan bahwa pengendalian HLB tidak cukup hanya berfokus pada jeruk yang dibudidayakan. Kita juga harus mengawasi lanskap sekitar, seperti tanaman pagar, semak liar, bahkan tanaman hias di taman kota,” kata Siti.

Halaman Selanjutnya
img_title