Bank Indonesia Tegal Gelar FGD Mitigasi Risiko Potensi Bencana Wilayah Eks Karesidenan Pekalongan

FGD Mitigasi Bencana BI Tegal
Sumber :
  • Viva Jogja

 

Tingkatkan Literasi, Bank Indonesia Tegal Bedah Buku Stoisisme Filosofi Teras

SEMARANG, Viva Jogja – Bank Indonesia Tegal menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Mitigasi Risiko Potensi Bencana di Wilayah Eks Karesidenan Pekalongan.” 

Kegiatan ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas instansi untuk merancang langkah mitigasi yang terstruktur dan berkelanjutan.  

TPID Eks Karesidenan Pekalongan Gelar Pertemuan Tingkat Tinggi Bahas Inflasi 2024

Acara ini melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dua lembaga kunci dalam pengelolaan risiko bencana. 

Para ahli dari kedua instansi memaparkan data terkini mengenai potensi bencana yang mengancam wilayah eks Karesidenan Pekalongan, meliputi risiko banjir, tanah longsor, hingga gempa bumi.  

Heboh Ganti Kurikulum Lagi, Kenali Deep Learning yang Digagas Mendikdasmen

"FGD ini menjadi salah satu bentuk nyata kolaborasi antarinstansi dalam menghadapi tantangan risiko bencana," ujar Marwadi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal

Menurutnya, sinergi ini tidak hanya bertujuan melindungi operasional Bank Indonesia tetapi juga mendukung keselamatan masyarakat di wilayah Pantura Barat.  

 

Pantura Barat: Kawasan Strategis dengan Risiko Tinggi

Wilayah eks Karesidenan Pekalongan, yang meliputi Pekalongan, Brebes, Batang, dan Pemalang, memiliki peran vital dalam aktivitas ekonomi Jawa Tengah. 

Namun, kawasan ini juga rentan terhadap bencana alam. 

Banjir di Pekalongan, longsor di Kajen, dan potensi gempa di Brebes menjadi tantangan yang perlu ditangani secara terintegrasi.  “Kami menghadapi risiko yang signifikan, tetapi dengan data dan teknologi yang akurat, kita bisa memetakan langkah-langkah prioritas,” kata Widodo, perwakilan dari BMKG Semarang. 

Ia juga menambahkan bahwa perubahan pola cuaca akibat perubahan iklim meningkatkan kompleksitas ancaman bencana di wilayah ini.  

 

Hasil Diskusi untuk Strategi Mitigasi yang Terpadu

Diskusi yang berlangsung interaktif ini menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis. 

Salah satunya adalah perlunya pemetaan zona rawan bencana berbasis teknologi digital untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan akurat.  

BPBD juga menyoroti pentingnya edukasi masyarakat sebagai bagian dari mitigasi risiko. 

“Kesiapan masyarakat adalah kunci keberhasilan mitigasi. Tanpa peran aktif masyarakat, upaya mitigasi hanya akan menjadi dokumen di atas kertas,” ujar Rahmat, Kepala BPBD Pekalongan.  

Selain itu, Bank Indonesia Tegal menegaskan bahwa keberlanjutan fungsi operasional mereka di tengah bencana juga menjadi perhatian utama. 

“Sebagai institusi yang menopang stabilitas ekonomi, kami harus memastikan kelangsungan tugas kami meskipun di tengah risiko bencana,” tambah Marwadi.  

 

Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Aman

Kegiatan ini juga menggambarkan semangat kolaborasi antarinstansi untuk mewujudkan Pantura Barat yang lebih aman. 

Peserta FGD diajak untuk berbagi ide dan solusi guna menciptakan langkah mitigasi yang komprehensif.  

"Mitigasi bencana adalah tanggung jawab bersama. Jika kita bersatu, wilayah ini akan lebih tangguh menghadapi tantangan," tegas Marwadi menutup diskusi.  

Dengan langkah strategis yang dihasilkan melalui FGD ini, harapannya wilayah eks Karesidenan Pekalongan dapat menjadi contoh bagi kawasan lain dalam mengelola risiko bencana secara efektif.

Keberlanjutan ekonomi dan keselamatan masyarakat adalah dua prioritas yang tidak boleh diabaikan.