Demo Jalan Rusak, Ribuan Warga Tegal Mancing Lele dan Tanam Pohon di Lubang Jalan
- Viva Jogja
TEGAL, Viva Jogja - Ribuan warga dari 13 desa di Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, turun ke jalan untuk menuntut perbaikan Jalan Raya Pagerbarang-Jatibarang yang kondisinya semakin memprihatinkan.
Aksi yang digelar pada Senin, 20 Januari 2025 siang ini, dimulai pukul 13.30 WIB, diinisiasi oleh Karang Taruna Pagerbarang.
Dengan iring-iringan kendaraan roda empat dan roda dua, massa bergerak dari Kantor Kecamatan Pagerbarang menuju lokasi jalan rusak yang menjadi titik utama demonstrasi.
Sebagai bentuk protes kreatif, para demonstran melakukan aksi simbolik dengan memancing ikan lele di kubangan air dan menanam pohon pisang di jalan berlubang.
“Ini simbol bahwa jalan ini sudah seperti sawah, bukan lagi jalan raya,” ujar Moh Sukron M, Koordinator Aksi sekaligus Ketua Karang Taruna Pagerbarang.
Tidak hanya itu, masyarakat yang hadir tampak membawa alat pancing dan ember sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi jalan sepanjang tiga kilometer tersebut.
Kepala DPUPR Kabupaten Tegal, Teguh Dwijanto, yang hadir di lokasi, mengakui bahwa perbaikan jalan belum bisa direalisasikan karena anggaran Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah tahun 2024 belum turun.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Bupati dan Bappeda. Insya Allah, perbaikan dimulai setelah Idul Fitri 2025,” ujar Teguh dalam orasinya.
Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya sedang mengupayakan pengalihan anggaran untuk pemeliharaan rutin sebagai langkah awal perbaikan.
Namun, janji pemerintah ini tidak serta-merta meredakan kemarahan warga.
Widi, salah satu warga Desa Pagerwangi, dengan tegas menyatakan bahwa ia dan warga lainnya tidak akan membayar pajak jika jalan tersebut tidak diperbaiki hingga akhir 2025.
“Kami punya hak sebagai warga negara. Kalau hak kami tidak dipenuhi, kami juga tidak akan memenuhi kewajiban kami,” tegas Widi.
Sukron mengingatkan bahwa aksi ini hanya langkah awal.
“Jika jalan ini tidak segera diperbaiki, kami akan kembali dengan massa yang lebih banyak,” ancamnya.
Demonstrasi yang berlangsung hingga pukul 14.30 WIB ini akhirnya ditutup dengan orasi dari Camat Pagerbarang, Priharyono.
Namun, aksi ini meninggalkan banyak tanda tanya, terutama tentang keseriusan pemerintah dalam menangani permasalahan infrastruktur di daerah.
Masyarakat Pagerbarang kini hanya bisa menunggu realisasi janji pemerintah sambil tetap memantau perkembangan lebih lanjut.