Lempar Air Bajong Banyu, Tradisi Warga Magelang Sambut Ramadan

Tradisi Bajong Banyu sambut Ramadan di Magelang
Sumber :
  • hms

 

Ratusan Pelajar SMP di Magelang Didoktrin Tujuh Kebiasaan Hebat

 

MAGELANG, VIVAJogja– Ratusan warga Dusun Dawung Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang menggelar tradisi ‘Bajong Banyu’ atau saling lempar air di desa setempat.  Tradisi ini bertujuan menyucikan diri menyambut datangnya bulan Ramadan.

Desa Terpencil di Gunung Merbabu Dibidik Operasi TMMD Kodim Magelang

Aksi saling lempar air ini didominasi anak-anak. Mereka bersuka ria saling lempar air yang lebih dahulu dimasukkan dalam plastik. Wajah-wajah ceria tergambar dari raut wajah mereka. 

Mereka sangat antusias mengejar temannya yang bajunya belum basah. Orang dewasa dan orang tua hanya melihat tradisi ini dari tempat yang tidak terjangkau lemparan air.

GPK Aliansi Tepi Barat Soroti Ketidakadilan Kasus Hukum di Magelang

Sebelum aksi saling lempar air, mereka terlebih dahulu melaksanakan ritual doa dipimpin sesepuh setempat. Diiringi gending-gending Jawa, warga membawa kendi menuju ke sendang dawung yang berada di desa setempat, sekitar 100 meter dari lokasi acara.

Mereka kemudian memasukkan air dari sendang kendi dan dikirab kembali menuju lapanganserta dituangkan dalam wadah atau gentong. Setelah didoakan, air kemudian disiramkan ke warga yang sudah menunggu untuk selanjutnya aksi saling lempar air. Air dari sendang ini dianggap suci, karena tidak pernah kering. Karena itu, warga menjaga kelestarian dari sendang tersebut.

Kepala Desa Banjarnegoro, Mohammad Mustokhi mengatakan, Bajong Banyu jadi agenda tahunan dan masuk calender event di Kabupaten Magelang. 

Menurut Mustokhi, Bajong Banyu ini merupakan rangkaian acara menghadapi bulan Ramadan.

“Kami berharap kegiatan Bajong Banyu yang merupakan event tahunan menjadi ikon yang kita banggakan, khususnya di wilayah Banjarnegoro. Kesenian selalu eksis untuk menampilkan kesenian dan kreasi yang lebih baik supaya menghibur,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Dusun Dawung, Gepeng Nugroho menambahkan, Bajong Banyu adalah tradisi yang dilakukan setiap menjelang bulan Ramadan.

“Tradisi ini merupakan wujud syukur dari warga atas kelimpahan rezeki yang diberikan Allah SWT. Sepanjang tahun warga tidak pernah mengalami kekeringan. Sendang ini bisa dikatakan sebagai sumber kehidupan warga,” ujarnya.

Sebagai wujud terima kasih, warga kemudian menanam pohon pule di dekat sendang. Dipilihnya pohon pule karena selain berguna untuk pengobatan, juga untuk kerajinan bila sudah tumbuh besar. Selain itu pohon pule baik untuk penghijauan.

Pohon lain yang ditanam adalah kedawung sebagai silsilah dari nama Desa Dawung. Pohon dawung merupakan pohon langka dan biasanya digunakan untuk pengobatan dari biji dan daunnya.