Jateng Minta Operasi Modifikasi Cuaca

Modifikasi Cuaca
Sumber :
  • VIVA Jogja/Humas Prov Jateng

Pekalongan, VIVA Jogja - Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, meminta kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar dilakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Kabupaten Pekalongan.

Banjir Brebes, Pemprov Jateng Salurkan Logistik Kebencanaan Rp478 Juta

Hal itu guna mempercepat pencarian korban hilang dan penanganan bencana longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Nana Sudjana kepada Kepala BNPB Suharyanto disela rapat koordinasi penanganan dan penanggulangan bencana tanah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan pada Rabu, 22 Januari 2025.

Pemprov Jateng Beri Diskon PKB dan BBNKB untuk Ringankan Beban Wajib Pajak

"Dalam beberapa waktu ke depan, perlu ada operasi TMC lagi di Jawa Tengah. Hujan satu pekan terakhir cukup lebat dan intensitasnya tinggi," kata Nana.

Saat ini, penanganan bencana di daerah tersebut masih fokus pada pencarian orang hilang. Berdasarkan pantauan di lapangan sampai Rabu, 22 Januari 2025, pukul 18.20 WIB, korban meninggal dunia yang ditemukan sebanyak 21 orang.

2025, Jateng Ditarget Produksi Padi 11,8 Juta Ton

Informasi yang dihimpun, korban terakhir ditemukan di sungai. Sehingga saat ini masih ada 6 orang yang dilaporkan hilang belum ditemukan. "Fokus penanganan adalah korban dan pencarian (korban) hilang. Kita sudah melakukan langkah pencarian korban dengan personel gabungan yang ada," kata Nana.

Penenganan bencana ini melibatkan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Satpol PP, dan relawan. Total personelnya mencapai 550-an orang. Mereka terbagi sesuai fokus penanganan seperti pencarian orang hilang, membuka akses jalan, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, dan lainnya.

Akibat bencana tersebut, Pemprov Jateng juga sudah menyalurkan bantuan senilai Rp207 juta. Selain itu, BNPB juga menyalurkan bantuan senilai Rp289 juta. Dalam kesempatan itu, Nana Sudjana mengimbau kepada masyarakat untuk terus waspada.

Sebab, perkiraan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga Februari. Ia juga mengingatkan kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota sampai tingkat desa agar mewaspadai lokasi rawan bencana di wilayahnya sampai cuaca ekstrem selesai.

"Kita minta agar masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana banjir dan longsor agar diungsikan ke tempat aman," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, permintaan operasi TMC tersebut diajukan untuk memudahkan pencarian dan mengantisipasi adanya bencana susulan. Khusus di wilayah Pekalongan, akan dilakukan TMC mulai Kamis, 23 Januari 2025 hingga sepekan ke depan.

"Besok sudah mulai dilaksanakan operasi modifikasi cuaca di Pekalongan. Satu-dua hari sampai seminggu ke depan agar tidak terjadi cuaca ekstrem ,sehingga pencarian tidak terganggu," katanya.

Dijelaskan, salah satu kendala pencarian korban hilang adalah faktor cuaca. Dalam dua hari terakhir terjadi hujan di tengah-tengah pencarian. Selain itu juga beberapa alat berat yang belum bisa masuk karena akses tertutup.

Berdasarkan rapat koordinasi, pencarian korban hilang akan terus dilakukan sampai ketemu. Berdasarkan Standart Operational Procedure (SOP), waktu pencariannya memang 7x24 jam, namun telah disepakati bahwa akan ada penambahan waktu sesuai permintaan ahli waris atau keluarga korban yang berharap keluarganya ditemukan.

Sementara itu, untuk kebutuhan dasar masyarakat yang mengungsi akan dipenuhi selama masa tanggal darurat. Bupati Pekalongan telah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama dua minggu.