Kelurahan Petompon Jadi Percontohan Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak
- VIVA Jogja/Humas Pemkot Semarang
Ke depan pihaknya memandang perlu sedikit perbaikan dan inovasi agar bisa menjawab persoalan-persoalan yang mungkin nanti akan muncul. “Tetapi pada prinsipnya Kelurahan ini keren banget, masyarakatnya oke,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa keberadaan inovasi di Kelurahan Petompon ini bisa menjadi pilot project untuk berdirinya Ruang Bersama Indonesia yang menjadi visi besar menuju Indonesia Emas 2045.
“Kami bermimpi, tahun 2029 seluruh desa di Indonesia, sebanyak 75.260 desa, sudah memiliki Ruang Bersama Indonesia,” tambahnya.
Arifatul berharap agar model yang diterapkan di Kelurahan Petompon dapat diadopsi dan dikembangkan di daerah lain di Indonesia. Dengan demikian, upaya untuk mewujudkan kesetaraan gender dan perlindungan anak dapat semakin meluas, menciptakan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
Ruang Bersama Indonesia sendiri adalah ruang kolaborasi dari seluruh kementerian, lembaga dan juga partisipasi masyarakat untuk menguatkan masyarakat di tingkat desa kelurahan untuk bersama-sama menuju Indonesia Emas 2045. Hal menarik lain yang disorot Menteri PPPA adalah keterlibatan bapak-bapak dalam pengurus PKK Kelurahan Petompon.
“Yang tadi menarik, ada pengurus PKK yang bapak-bapak. Tidak hanya diam, tetapi ikut menggerakkan warga untuk membangun kebersamaan,” jelasnya. Sementara itu Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita, juga memaparkan berbagai inovasi yang telah dilakukan Kota Semarang dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
“Kami melakukan banyak kegiatan yang peduli terhadap perempuan dan anak. Salah satu yang menjadi pelopor adalah kelurahan ramah perempuan dan peduli anak, seperti di Tanjungmas dan Kelurahan Petompon ini,” jelas Mbak Ita.