Mohammad Hanif Wicaksono Pengembang Tanaman Buah Langka di Tanah Borneo

Hanif Wicaksono
Sumber :
  • @tunasmeratus

Jogja – Pulau Kalimantan yang berada di garis khatulistiwa memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Berbagai macam jenis tumbuhan tumbuh subur di Pulau Kalimantan yang dikenal juga sebagai Pulau Borneo.

Peninggalan Belanda, Stasiun KA Lempuyangan dan Stasiun Klaten akan Dipercantik

Sayangnya seiring kerusakan lingkungan, pembukaan lahan, penebang liar dan perubahan iklim, membuat banyak tanaman asli Kalimantan terancam punah.

Melihat kondisi ini, seorang pemuda bernama Mohammad Hanif Wicaksono tergerak hatinya untuk melakukan perbaikan lingkungan. Salah satunya dengan cara menyebarkan benih tanaman buah langka asli Kalimantan di daerah Kalimantan Selatan. 

Menparekraf Sandiaga Uno Luncurkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024

Aksi dari Hanif ini membuatnya mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Awards pada tahun 2018 yang diadakan oleh Astra. Aksi Hanif menyebarkan benih tanaman buah langka ini bisa lewat akun instagram pribadinya @tunasmeratus.

Kegiatan menyebar tanaman buah langka asli Kalimantan ini berawal saat Hanif ikut saat istri pulang kampung ke Kalimantan Selatan. 

Pertamina Pastikan Pasokan BBM & LPG di Jateng dan DIY Aman Jelang Ramadhan

Disana dia menjumpai buah pampakin dan lahung, yang mirip seperti durian untuk pertama kalinya. Hanif yang berasal dari Jawa ini awalnya tidak pernah melihat buah itu.

Berawal dari rasa penasarannya, kemudian ia bertanya ke penjualnya, terkait keberadaan tanaman dari buah-buahan yang dianggap ‘aneh’ itu. Namun, sangat disayangkan para penjual itupun tidak mengetahui dimana keberadaan pohonnya. 

Berangkat dari rasa penasaran dan pengalamannya tersebut, kemudian Hanif memutuskan berjalan ke daerah pedalaman dan pelosok Kalimantan Selatan untuk mencari pohon buah-buah tersebut.

Perjalanan ke pelosok Kalimantan Selatan ini mengantarkan Hanif pada banyak buah yang termasuk ke daftar buah langka. 

Dari perjalanannya ini, Hanif lalu termotivasi untuk melakukan pembibitan dari tanaman buah-buah langka tersebut secara kecil-kecilan. Berbekal ilmu seadanya, Hanif coba melakukan pembibitan secara otodidak.

Ketika menemukan buah tertentu, ia mengumpulkan bijinya, kemudian menyemainya di polybag. Setelah itu baru dipisah datu per satu ketika sudah bertunas dan tumbuh. 

Bibit tanaman buah di Tunas Meratus Nursery didistribusikan ke berbagai pihak. Sebagian dijual ke perusahaan dalam jumlah besar, dan sebagian lagi dibagikan secara gratis dan dipindahkan ke arboretum di Telaga Langsat.

Arboretum ini memiliki luas 2,5 hektar dan ditanami 2.000-an pohon buah. Arboretum ini berfungsi sebagai kebun induk plasma nutfah, sehingga ketersediaan bibit tanaman buah di masa depan dapat terjaga. Area pembibitan Tunas Meratus Nursery di Kandangan, Kalimantan Selatan, memiliki lebih dari 160-an jenis tanaman buah hutan.

Area pembibitan ini menempati rumah bekas kediaman almarhum mertua Hanif, yang terletak di pinggir Jalan Ahmad Yani, sekitar 135 kilometer dari Kota Banjarmasin. 

Dari jalan raya, bangunan rumah hampir tak terlihat karena rimbunnya pepohonan. Sebelumnya, Hanif melakukan pembibitan di belakang rumahnya. 

Hanif sendiri memulai pembibitan tanaman buah karena hobi bercocok tanam. Ia memilih membibitkan tanaman buah asli Kalimantan karena ingin melestarikan tanaman buah tersebut yang semakin langka

Hanif telah menjelajahi sebagian besar wilayah Pulau Kalimantan, kecuali Kalimantan Utara, dalam rangka mencari tanaman buah.

Ia juga kerap menjelajah wilayah Kabupaten Balangan saat bertugas sebagai penyuluh Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Kecamatan Halong. 

Di Desa Marajai, Halong, Kalimantan Selatan, Hanif menemukan lebih dari 100 jenis buah hutan. Hal ini mendorongnya untuk mendorong penyelenggaraan festival buah lokal Kalimantan di Marajai. 

Festival buah sempat diselenggarakan dua kali, yaitu pada tahun 2019 dan 2020. Marajai kemudian dikenal sebagai desa plasma nutfah karena memiliki kekayaan buah yang luar biasa. Hanif menemukan beraneka ragam tanaman buah, terutama di daerah dataran rendah, yaitu pada ketinggian 200-300 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (mdpl), tanaman buah cenderung sedikit, tetapi bersifat endemik. Hanif juga mengatakan bahwa buah hutan banyak ditemukan di daerah Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. 

Selain aktif mengabadikan momen dan membagikan hasil temuan di akun pribadi instagramnya, ia juga membukukannya.

Hanif juga membuat beberapa buku untuk mengenalkan buah-buah khas Kalimantan. Lewat tulisannya dibuku ini, Hanif berharap tulisannya bisa dipahami oleh orang lain.

Hanif juga menuturkan, ia meyakini bahwa masih banyak manfaat buah hutan Kalimantan yang belum diketahui.

Buah hutan Kalimantan tidak hanya memiliki nilai pangan, tetapi juga berpotensi sebagai bahan kosmetik dan obat-obatan. Namun, untuk mengetahui manfaatnya secara pasti, diperlukan penelitian lebih lanjut.

Hanif berpendapat bahwa konservasi tidak hanya sekadar menjaga dan menanam, tetapi juga bagaimana memanfaatkan. Hanif menambahkan jika buah hutan Kalimantan memiliki manfaat yang jelas, maka orang akan dengan sendirinya tergerak untuk menanamnya.