Respon Kebutuhan KA Logistik Optimalkan KA ONS Selatan
- Humas PT KAI Daop 6
YOGYAKARTA, VIVA Jogja – Volume pengiriman barang melalui Kereta Api (KA) Logistik dari wilayah DI Yogyakarta, mencapai 1.694 ton hingga akhir Mei 2025, atau naik 7 persen (%) dari tahun sebelumnya. Merespon kondisi ini Manajer Wilayah Tengah Kereta Api (KA) Logistik, Sasongko Budiyanto dalam keterangan tertulisnya menyatakan, KAI Logistik mengembangkan 19 service point di wilayah Yogyakarta dan mengoptimalkan angkutan KA ONS Selatan yang kini mampu menarik hingga delapan gerbong bagasi atau setara 160 ton per hari.
Komoditas utama seperti motor (49%), paket umum (48%) dengan kota tujuan Banyuwangi, Jakarta, Surabaya serta kota-kota besar lainnya, tercatat tumbuh signifikan dan Yogyakarta menjadi simpul penting dalam jaringan logistik nasional karena posisinya sebagai pusat pendidikan dan destinasi wisata.
“Ribuan pelajar dan wisatawan yang datang setiap bulan menciptakan kebutuhan logistik yang dinamis,” ujarnya.
Komoditas yang paling banyak dikirimkan adalah sepeda motor, mencapai 831 ton atau sekitar 49 persen dari total volume. Disusul oleh paket umum sebanyak 810 ton atau 48 persen. Hal ini didorong oleh karakter kota tersebut sebagai pusat pendidikan dan destinasi wisata unggulan nasional.
Dikatakan, KAI Logistik melalui layanan KALOG Express menghadirkan solusi pengiriman yang praktis, efisien dan terjangkau, meliputi pengiriman sepeda motor, oleh-oleh khas daerah, dokumen pendidikan, hingga logistik untuk kegiatan pariwisata dan komunitas seperti festival budaya dan pameran.
Sasongko menyebutkan, posisi strategis Yogyakarta sebagai pusat logistik yang terintegrasi dengan moda transportasi kereta api, memperkuat konektivitas antarkota di Indonesia. "KAI Logistik melakukan berbagai langkah strategis guna memperkuat kinerja KALOG Express," ungkapnya.
Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dan UMKM lokal, KAI Logistik membuka akses yang lebih luas bagi pelaku usaha kecil untuk menjangkau pasar nasional. Melalui layanan KALOG Express, produk-produk UMKM seperti batik, kerajinan tangan, makanan khas, serta hasil karya komunitas lokal dapat dikirim ke berbagai kota secara cepat dan efisien.