Konser Opera Puccini, Simbol Kuatnya Ikatan Indonesia – Italia
- VIVA Jogja/youtube Pandu Suryo Wicaksono
VIVA Jogja — Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) dan Choir mengandeng Kedutaan Besar Italia dan Institut Kebudayaan Italia (Instituto Italiano di Cultural) Jakarta, sukses menampilkan konser kolaborasi istimewa bertajuk A Tribute to Giacomo Puccini di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Sabtu (21/9) malam.
Konser opera yang memukau tersebut digelar untuk memperingati 75 tahun hubungan bilateral Indonesia - Italia sekaligus bertepatan dengan 100 tahun peringatan kepergian komposer ternama Italia, Giacomo Puccini.
Hadir dalam konser kolaborasi ini Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Putri Dalem yaitu GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Hayu dan Mantu Dalem KPH Notonegoro. Turut hadir pula Direktur Institut Kebudayaan Italia, Maria Battaglia serta perwakilan dari Forkopimda, Kepala OPD di lingkungan Pemda DIY dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Giacomo Puccini dikenal sebagai salah satu komponis opera Italia terbesar dan tersukses setelah Verdi.
Konser opera ini dipimpin langsung konduktor dari Italia yakni Margherita Colombo dengan soprano atau penyayi sopran Carmen Lopez dan penyanyi tenor Allesandro Fantoni.
Momentum konser A Tribute to Giacomo Puccini juga menjadi panggung debut bagi Yogyakarta Royal Choir, paduan suara milik Keraton Yogyakarta.
“Kolaborasi kali ini menjadi tantangan tersendiri bagi YRO karena YRO sebelumnya banyak dikenal memainkan tembang jawa dan lagu nasional. Sehingga kesempatan kolaborasi membawakan aria aria opera milik Puccini ini tentu kami sambut dengan tangan terbuka.Ini menjadi kolaborasi yang istimewa sekaligus wujud harmoni 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Italia,” tutur Penghageng Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta yang menaungi YRO, KPH Notonegoro, dilansir dari laman resmi Pemprov DIY.
Kanjeng Notonegoro mengatakan Keraton Yogyakarta berterima kasih sekali atas apresiasi yang begitu tinggi dari masyarakat untuk YRO, termasuk pada konser opera Puccini kali ini.
Pihaknya juga terima kasih yang mendalam pada Kedutaan Besar Italia di Indonesia, para musisi, dan semua pihak yang terlibat dan mendukung konser ini.
"Semoga alunan musik dalam konser ini bisa menjadi pengingat akan nilai-nilai yang menyatukan kita, dan menjadi inspirasi untuk menguatkan hubungan persahabatan Indonesia - Italia di masa mendatang,” imbuhnya.
Duta Besar Italia untuk Indonesia, Benedetto Latteri menyampaikan dengan lantunan melodi yang tak lekang waktu dalam konser kali ini, pihaknya mengajak tak hanya merayakan tak hanya keindahan musiknya, tetapi juga kuatnya ikatan antara Italia dan Indonesia.
Lebih dari sekadar pertunjukan, konser ini menjadi simbol dari nilai yang diyakini bersama, termasuk rasa saling menghormati, dan masa depan cerah yang terbentang di depan mata untuk hubungan bilateral Indonesia - Italia.
"Kita berkumpul untuk menikmati keindahan abadi musik Giacomo Puccini, yang dibawakan ansambel luar biasa dari seniman Italia dan Indonesia. Tahun ini, 2024, menandai peringatan 100 tahun wafatnya Master Agung Giacomo Puccini. Konser ini tidak hanya menyoroti betapa dalamnya ikatan budaya kita, tetapi juga menunjukkan bahasa musik universal yang melampaui batas," ungkap Benedetto Latteri.
Adapun karya opera terkenal Giacomo Puccini yang ditampilkan lebih dari dua jam tersebut antara lain beberapa aria dalam opera Le Villi, La Boheme, Manon Lescaut, Madama Butterfly, Tosca, dan Turandot.
Salah satu aria ternama dalam opera Turandot yakni Nessun Dorma, menjadi salah satu repertoar yang begitu ditunggu tunggu. Nampak dari unggahan media sosial penonton setia YRO yang ramai-ramai mengunggah informasi konser A Tribute to Giacomo Puccini dengan aria Nessun Dorma sebagai lagu latarnya.
“Kami tidak menyangka antusiasme masyarakat pada konser kali ini begitu tinggi, padahal konser opera seperti ini tidak terlalu lazim ada di Yogyakarta. Kami sangat terkejut ketika dibuka reservasi dengan cara registrasi langsung di Kraton Yogyakarta, selama 3 hari kami siapkan kuota masing masing 200 per harinya dan pasti ludes. Bahkan dengan berat hati, kami harus menolak ratusan calon penonton yang telah kehabisan kuota,” ungkap Pimpinan Produksi, ML. Widyotantomardowo.
Konser opera Puccini kali ini diselenggarakan secara gratis dan terbuka untuk umum. Meski begitu, dengan kapasitas ruangan yang terbatas, hanya ada 600 orang yang dapat menyaksikan sehingga diberlakukan sistem reservasi luring.
Selain open rehearsal, di hari H konser disediakan layar di luar Concert Hall TBY yang menampilkan pertunjukan di dalam gedung. Konser ini tidak disiarkan langsung di kanal YouTube Kraton Jogja, namun diterapkan siaran tunda.