17 November Hari Orang Miskin Sedunia: Ini Hakikat Miskin dalam Ajaran Beberapa Agama
- VIVA Jogja/getty images
Ajaran untuk Membantu Orang Miskin: Dalam banyak bagian Alkitab, orang Kristen diajarkan untuk peduli dan membantu mereka yang miskin. Salah satu contoh penting adalah dalam Matius 25:35-40, di mana Yesus mengajarkan bahwa memberi makan orang lapar, memberi minum orang haus, dan memberi pakaian kepada orang telanjang adalah hal yang dilakukan kepada-Nya sendiri.
2. Kemiskinan Spiritual
Kemiskinan dalam konteks spiritual berarti kerendahan hati, pengakuan atas ketidakmampuan diri untuk mencapai keselamatan atau kebenaran tanpa pertolongan Tuhan.
Dalam Matius 5:3, yang menjadi bagian dari Khotbah di Bukit, Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan surga."
Ayat ini mengajarkan bahwa seseorang yang menyadari keterbatasan dan kerentanannya di hadapan Tuhan, yang tidak mengandalkan kekuatan atau kekayaan duniawi, akan menerima berkat Kerajaan Surga.
Kemiskinan spiritual juga dapat diartikan sebagai kesadaran akan dosa dan kebutuhan untuk bertobat. Orang yang miskin rohani adalah mereka yang merasa membutuhkan Tuhan, yang mengakui ketergantungan sepenuhnya pada kasih karunia-Nya untuk memperoleh keselamatan.
Di dalam Injil, khususnya dalam Khotbah di Bukit (Matius 5:3), Yesus mengajarkan, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Allah."
Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa mereka yang rendah hati dan tidak bergantung pada kekayaan atau status duniawi akan diberkati oleh Allah. Dalam konteks ini, "miskin di hadapan Allah" tidak selalu berarti kemiskinan materi, melainkan lebih kepada sikap hati yang rendah diri, mengakui ketergantungan sepenuhnya pada Allah, dan tidak sombong atau angkuh dengan kekayaan atau prestasi duniawi.
Orang yang miskin di hadapan Allah memiliki sikap yang lebih terbuka untuk menerima rahmat-Nya, karena mereka menyadari bahwa mereka memerlukan pertolongan dan kasih karunia-Nya.
Hal ini juga dapat dilihat sebagai ajakan untuk tidak mengejar kekayaan duniawi sebagai tujuan utama, melainkan fokus pada kekayaan rohani yang membawa kepada hidup yang kekal di dalam Kerajaan Allah.
3. Katolik
Dalam ajaran Katolik, istilah "miskin" atau "kemiskinan" memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar kondisi kekurangan harta atau material.
Terdapat dua dimensi utama dalam ajaran Katolik terkait dengan kemiskinan:
Kemiskinan dalam Pengertian Spiritual:
Dalam konteks ini, "miskin" merujuk pada sikap hati yang rendah hati dan tidak terikat oleh kekayaan materi. Salah satu pengajaran utama dalam ajaran Katolik adalah bahwa kekayaan bisa menjadi hambatan dalam hubungan dengan Tuhan.
Yesus mengajarkan dalam Injil bahwa orang yang miskin "di hadapan Allah" (misalnya dalam Khotbah di Bukit, Matius 5:3 - "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena mereka yang punya Kerajaan Surga.").
Kemiskinan spiritual ini berarti sikap ketergantungan penuh kepada Tuhan dan menghindari ketergantungan pada harta duniawi. Seorang yang miskin dalam pengertian ini berusaha untuk hidup sederhana, tidak serakah, dan menaruh kepercayaan penuh kepada Tuhan dalam segala keadaan.