Penyakit Hawar Daun Kentang jadi Perhatian Peneliti Asia Pasifik
- Istimewa
VIVA Jogja – Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prodi Magister Fitopatologi, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Ani Widiastuti, Ph.D menjadi perwakilan regional dari Indonesia periode 2024 – 2026 dalam The 4th AsiaBlight International Meeting yang diselenggarakan oleh Potato International Center (CIP)-China Center for Asia Pasific (CCCAP) dan Institute of Urban Agriculture, Chinese Academy of Agricultural Sciences, Chengdu, Provinsi Sichuan, China pada tanggal 28 – 29 November 2024 lalu.
Selain dihadiri perwakilan dari Indonesia, pertemuan AsiaBlight ini juga dihadiri oleh perwakilan regional dari Vietnam, Nepal, Filipin, Pakistan, Kazakhstan.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (10/12/2024), Ani Widiastuti mengatakan AsiaBlight sendiri merupakan komunitas terbuka pemerhati penyakit hawar daun kentang yang mendedikasikan karya untuk pengendalian dan pengelolaan ramah lingkungan terhadap penyakit tersebut, untuk mendukung perkembangan penelitian berkelanjutan di wilayah Asia Pasifik. “Komunitas ini berdiri sejak tahun 2014 di Nepal, terdiri dari peneliti, pekerja pemerintahan, industri, petani dan semua pengguna yang bekerja sama dalam meningkatkan pengelolaan penyakit hawar daun kentang di Asia Pasifik,” katanya.
Keikutsertaannya dalam pertemuan internasional, kata Ani, merumuskan secara sistematis situasi hawar daun kentang hingga saat ini, pencegahan dan pengelolaan penyakit dan bertukar pikiran tentang kegiatan penelitian masing-masing yang telah dilakukan. Pasalnya, penyakit hawar daun kentang adalah penyakit penting global yang awalnya terjadi di Irlandia dan menyebabkan epidemi penyakit tumbuhan pada tahun 1845.
Diaktakan, penyakit ini menyebabkan kelaparan besar di Irlandia, kematian besar dan sebagian penduduk Irlandia berpindah ke negara atau benua lain. Menurutnya, penyakit ini juga menjadi tonggak berdirinya bidang ilmu penyakit tumbuhan yang diketahui sangat penting berkontribusi dalam keamanan pangan global hingga saat ini. ”Dalam pertemuan ini dibahas pula ide-ide kolaborasi dalam tiga tahun ke depan,” katanya.
Penyakit hawar daun kentang terus menjadi perhatian para peneliti penyakit tanaman di seluruh dunia mengingat kentang merupakan tanaman yang penuh nutrisi yang berkontribusi dalam ketahanan pangan bagi banyak negara-negara yang dengan level kekurangan gizi yang tinggi di dunia, termasuk di dalamnya, kawasan Asia. “Tanaman ini dapat beradaptasi pada kondisi yang ekstrim, dan memproduksi lebih banyak makanan per unit air daripada tanaman lain,” katanya.*