Tiap Jumat, Siswa SD N 4 Wates Kulonprogo Makan Bekal Bareng
- Istimewa
VIVA Jogja – Gaya hidup modern ternyata juga membawa dampak signifikan terhadap perubahan pola makan dan juga apa yang dikonsumsi sehari-hari. Seperti makanan olahan, jajanan serba instan berpengawet makanan, membuat anak semakin sulit menikmati makanan yang sehat gizi seimbang, karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Sayur seolah menjadi momok bagi anak-anak. Padahal makan sehat dengan gizi yang seimbang menjadi sebuah kebutuhan.
Guna membiasakan anak-anak menerapkan pola hidup sehat, makan gizi seimbang, SDN 4 Wates menerapkan program makan bekal bareng setiap Jumat, seusai senam bersama Senam Anak Indonesia Hebat.
Kepala SDN 4 Wates, Harni Astuti menjelaskan makan bekal bareng usai Senam Anak Indonesia Hebat ini sudah dimulai sejak 9 Januari lalu. Program ini bukanlah program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah, namun inisiasi sekolah, kemudian dirapatkan dan mendapat persetujuan bersama dari para wali murid.
"Jadi awalnya dilatarbelakangi keprihatinan kami, anak-anak ini kan sekarang lebih suka yang serba instan, padahal banyak pengawetnya dll tidak sehat, kebutuhan gizi lainnya tidak terpenuhi, karena tidak suka sayur dll. Makanya kami ingin membiasakan anak-anak makan yang sehat gizi seimbang, ya ada karbohidratnya, proteinnya, ada juga sayurnya," kata Harni Astuti, Selasa (11/2/2025).
Menurut Harni, makan bekal bareng usai Senam Anak Indonesia Hebat ini juga bagian dari penerapan gerakan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat mencakup kebiasaan bangun pagi, beribadah, berolahraga, mengonsumsi makanan sehat bergizi, rajin belajar, aktif bersosialisasi, serta tidur lebih awal yang dicanangkan Kemendikdasmen.
Dijelaskan Harni Astuti, dalam pelaksanaannya, siswa membawa bekal masing-masing dari rumah. Untuk memastikan konsumsi gizi seimbang, guru mencatat bekal yang dibawa masing-masing siswa. Jika ada kekurangan akan dikomunikasikan dengan siswa dan orang tuanya untuk diperbaiki di kemudian hari.
"Jadi kami catat, apa saja menunya. Kalau ada yang kurang misal tidak ada sayurnya, kita komunikasikan ke orang tua. Awalnya memang ribet gitu ya, tapi sejauh ini berjalan lancar. Kami juga sarankan untuk mengajak anak menyiapkan bekal bersama sehingga dampaknya tidak hanya sebatas bekal yang dibawa, tapi pembiasaan bangun lebih awal, juga efek psikologis kedekatan orang tua dan anak," urainya.