Mahasiswa UGM Luncurkan Inovasi Wisata Kuliner Berbasis Potensi Lokal

UGM Peringkat 383 Dunia Versi QS Sustainability Ranking 2025
Sumber :
  • Istimewa

Jogja, VIVA Jogja – Mahasiswa Program Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meluncurkan inovasi wisata kuliner bertajuk “Nitirasa Brayut” di desa wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, DI Yogyakarta pekan lalu.

HIPMI dan Amikom Yogya Cetak 40 Wirausaha Mahasiswa

Program ini merupakan hasil kolaborasi intensif selama tiga bulan antara mahasiswa, praktisi, dan masyarakat desa dalam rangka memperkaya diversifikasi wisata di Desa Wisata Brayut.

Peluncuran “Nitirasa Brayut” dihadiri oleh 20 wisatawan yang ikut menikmati pengalaman unik ini. Pengunjung diajak untuk mengikuti pengalaman asyik belajar memasak di tengah suasana desa yang asri. Setelah itu, mereka diajak untuk menyantap langsung hasil masakan bersama masyarakat desa.

AEPI Fashion Festival 2024 Whisper of The Forest

Koordinator mahasiswa, Nadine Nabila, menyebut bahwa program ini tidak hanya menghadirkan makanan khas desa, tetapi juga ingin memberikan nilai lebih bagi pengunjung dengan melibatkan wisatawan dalam proses memasaknya. “Kami ingin memberikan pengalaman autentik kepada wisatawan, misalnya dengan belajar membuat Legondo, jajanan khas yang hanya dibuat pada acara tertentu,” kata Nabila dalam keterangannya, Senin (16/12/2024).

Program “Nitirasa Brayut” merupakan bentuk nyata penerapan pembelajaran dari Program Praktisi Mengajar, salah satu bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Selama tiga bulan, mahasiswa Program Studi Pariwisata UGM melakukan survei, diskusi, dan kolaborasi dengan masyarakat untuk merancang konsep wisata berbasis pengalaman langsung.

DKV Connect Pentaskan Wayang Beber Berumur Ratusan Tahun

“Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dibimbing langsung oleh dosen dan praktisi profesional dalam program Praktisi Mengajar,” katanya.

Koordinator Program Praktisi Mengajar UGM, Ganies Riza Aristya, mengapresiasi kolaborasi ini. Menurutnya, lewat program Praktisi Mengajar, mahasiswa belajar langsung di lapangan bersama masyarakat. “Saya kira ini menjad kesempatan untuk menjembatani teori yang didapat di kelas dengan realitas di lapangan,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
img_title