ISI Yogyakarta Branding Community Desa Wisata Berkelanjutan di Giriasih Gunungkidul
- Istimewa
Jogja, VIVA Jogja – Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Gunungkidul, beragam potensi yang dimiliki mulai dari kekayaan alam berupa pantai, goa, bukit dan pegunungan, juga keragaman budaya dan sejarah yang memikat wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri untuk datang berkunjung.
Potensi besar ini yang ditangkap oleh tim Pengabdian Masyarakat dari ISI Yogakarta sebagai sebuah peluang pengembangan pariwisata alternatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah khusunya pada desa-desa wisata yang mulai muncul dikawasan Gunungkidul.
Sebagai salah satu desa di Kabupaten Gunungkidul dengan luas wilayah dan penduduk terkecil se-Kabupaten Gunungkidul, masyarakat desa Giriasih saat ini berupaya mengembangkan wilayahnya menjadi desa wisata, dengan memanfaatkan sektor alam, budaya, hasil bumi dan sejarah sebagai elemen potensinya.
Seperti kebanyakan desa di wilayah Kabupaten Gunungkidul, mayoritas masyarakat desa Giriasih bekerja sebagai petani dan peternak. Selain itu, juga bekerja di bidang perkayuan dan pengolahan bahan alam menjadi penganan Bidang perkayuan antara lain produksi kerajinan anyaman bambu dan furnitur rumahan. Beberapa industri kecil skala rumahan bahkan telah memiliki pasar tersendiri di kota Yogyakarta maupun luar kota.
Dalam bidang kuliner, warga desa banyak membuat makanan dari hasil pertanian seperti singkong, tempe, jagung dan melinjo yang diolah dengan teknik sederhana menjadi produk makanan ringan seperti keripik dan emping.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bidang perkayuan pada dasarnya telah memiliki pasar yang cukup baik, namun warga belum dapat mengolah limbah kayu menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi karena minimnya pengetahuan dan teknologi penunjang.
Limbah kayu selama ini sebagian besar diikat dan dijual sebagai bahan bakar untuk memasak, atau hanya diletakkan di luar rumah dan kurang dimanfaatkan menjadi sebuah produk.
Sedangkan produk penganan dijual secara individu, tidak dikelola secara kelompok dan dikemas secara seadanya. Hal tersebut sangat disayangkan karena sumber daya tersebut memiliki potensi ekonomi baik sebagai komoditas maupun sebagai supporting system sebuah desa wisata.
Ketua Program Kegiatan, Andika Indrayana menyampaikan bahwa program ini sebagai bentuk nyata kolaborasi kampus ISI Yogyakarta dan Pemerintah Kelurahan Giriasih dalam mengembangkan potensi wisata di daerah Gunungkidul. Kontribusi keilmuan desain khususnya pada bidang branding kawasan menjadi poin penting dalam program kegiatan ini.
Andika menjelaskan program pengabdian kepada masyarakat dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata desa Giriasih berbasis brand community, tim dari ISI Yogyakarta bersama warga membuat perencanaan strategi pengembangan kawasan dengan tiga fokus capaian:
"Pertama, branding development yang mencakup visi dan misi sebagai desa wisata, perencanaan media, dan kelompok keahlian. Kedua, branding personalization, yang mencakup USP (unique selling preposition) atau keunikan yang dimiliki sebagai nilai jual, dan pengalaman pengunjung (user experience)," kata Andika, Jumat 27 Desember 2024.
"Ketiga yakni pengembangan supporting system desa wisata yang mencakup satu, pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mengolah limbah kayu dan makanan menjadi produk yang siap dijual kepada pengunjung maupun masyarakat umum, dua pengelolaan area-area potensial, dan yang ketiga yakni layanan pengunjung," sambung Andika.
Sementara itu, Lurah desa Giriasih, Suwitono menyatakan harapannya dengan bantuan workshop pelatihan dan bantuan teknologi tepat guna yang diberikan dari program ini dapat meningkatkan daya tarik kunjungan wisata di desa Giriasih.
“Harapan saya, dengan menggandeng ISI Yogyakarta, potensi sumber daya manusia khususnya para perajin UMKM dapat lebih terlatih dan lebih optimis melihat talenta yang dimiliki sebagai sumber penghidupan yang layak," ucap Suwitono.
Suwitono berharap pengembangan pariwisata Giriasaih melalui strategi community branding akan memberikan dampak yang besar bagi masyarakat, dengan melibatkan masyarakat dalam program ini diharapkan nantinya desa Giriasih dapat menjadi desa wisata yang mandiri dan berkelanjutan. *