Permohonan Pendampingan Ditolak dan Berujung Nyawa Melayang, Kapolda Banten Siap Beri Sanksi Tegas untuk Anggotanya

Ilustrasi kasus penembakan (pixabay.com)
Sumber :
  • VIVA Jogja/pixabay.com

VIVA Jogja - TNI AL bersama dengan kepolisian menggelar konferensi pers terkait penembakan yang menewaskan bos rental mobil di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak. Konferensi pers yang digelar di Koarmada, Jakarta pada Senin, 6 Januari 2025 itu juga dihadiri oleh Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto.

Pemecatan STY Menuai Kontroversi, Ternyata Ada 3 Ketua Umum PSSI Pernah Bikin Geger Pecinta Sepak Bola di Indonesia

Suyudi mengatakan, jika kasus penembakan pada bos rental ini bermula dari kasus penggelapan kendaraan yang disewakan dan setelahnya ditangani oleh Polda Banten. Sebelum terjadinya penembakan, diketahui korban telah meminta perlindungan ke Polsek Cinangka.

Kabar jika kepolisian menolak untuk memberikan perlindungan atas permintaan korban itu pun menjadi viral di media sosial. Sehingga, dalam konferensi pers ini pihak Polda Banten menjelaskan kronologi versi kepolisian terkait kasus tersebut.

Media Asing Ramai Persoalkan Pemecatan STY, Media Korea: Kenapa Seperti itu Wahai PSSI?

“Saudara Agam bersama saudara Samsul, dan tiga orang lainnya, jadi berlima, sebelum kejadian penembakan di TKP Km 45 itu sempat datang ke Polsek Cinangka,” kata Suyudi.

“(Korban) datang sekitar pukul 02.30 WIB, kemudian diterima oleh anggota piket yaitu Brigadir Deri Andriani dan Bripka Dedi Purwanto. Terjadi komunikasi di sana bahwa saudara Agam menyampaikan kalau mobil rentalnya dibawa oleh penyewa ke arah Saketi, Pandeglang,” imbuhnya.

Pesan STY Usai Resmi Dipecat PSSI Ini Bikin Merinding, Apa Gerangan?

Dalam laporan itu juga disampaikan, bahwa GPS tinggal satu buah yang aktif dan dua lainnya tidak aktif. Penonaktifan GPS diduga sudah ada upaya untuk melakukan penggelapan pada mobil Honda Brio warna oranye yang disewakan.

Polisi Mengakui Ada Kesalahan

Halaman Selanjutnya
img_title