34.627 Peserta Ikuti Ujian Mandiri UGM
- Humas UGM
YOGYAKARTA, VIVA Jogja - Ujian Mandiri UGM Computer Based Test (UM UGM CBT) 2025 diikuti total 34.627 peserta pada 1-5 Juli 2025 di Yogyakarta dan 7-12 Juli 2025 di UGM Jakarta. Sebanyak 26.522 peserta melaksanakan ujian di Yogyakarta dan 8.105 peserta di Jakarta. Pada pelaksanaan ujian UM CBT kali ini, UGM juga memfasilitasi peserta dari kelompok penyandang disabilitas agar dapat mengikuti ujian dengan nyaman dan optimal. Terdapat 8 orang yang hadir mengikuti ujian, terdiri dari 3 peserta disabilitas rungu, 1 peserta dengan disabilitas mental, dan 4 peserta dengan disabilitas fisik.
Setiap sesi mengikutsertakan ratusan petugas yang bertugas dalam pengawasan, validasi, hingga tanggap darurat. Keseluruhan sistem dirancang agar berjalan efisien namun tetap ketat, mengutamakan prinsip keadilan dan akuntabilitas. Materi tes tahun ini terdiri dari Tes Kemampuan Dasar Umum (TKDU), Tes Potensi, dan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang terdiri dari 2 (dua) mata uji sesuai pilihan program studi calon mahasiswa. Sementara itu, pengumuman UM UGM CBT akan disampaikan pada 19 Juli 2025.
Rektor UGM, Prof Ova Emilia, menyampaikan bahwa penyelenggaraan UM UGM CBT tahun ini merupakan bentuk nyata dari komitmen UGM dalam menjamin akses pendidikan tinggi yang setara bagi semua kalangan. “UGM terus berupaya untuk menciptakan sistem pendidikan tinggi yang inklusif, yang membuka ruang bagi siapapun untuk berkembang, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Kami ingin memastikan bahwa seluruh calon mahasiswa mendapatkan pengalaman yang adil dan manusiawi dalam proses seleksi masuk UGM,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaan ujian, UGM melibatkan Unit Layanan Disabilitas (ULD) UGM yang bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan, GMC UGM, K3 K5L, serta didukung oleh mahasiswa relawan. Para peserta difabel mendapatkan pendampingan sesuai kebutuhan masing-masing, mulai dari aksesibilitas fisik ruangan, perangkat penunjang, hingga asistensi teknis selama ujian berlangsung.
Pelibatan aktif berbagai unit di lingkungan UGM menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan ujian yang inklusif ini. Pendekatan kolaboratif tersebut selaras dengan semangat UGM sebagai kampus kerakyatan yang menjunjung tinggi nilai kemandirian dan keberlanjutan. Dengan langkah-langkah nyata seperti ini, UGM terus menegaskan posisinya sebagai institusi pendidikan yang berpihak pada keadilan dan kesetaraan, serta terbuka untuk semua anak bangsa tanpa kecuali.