Kamu termasuk FOMO atau JOMO, Begini Cara Ambil Momen Terbaik di Dunia Nyata Tanpa Internet!

Ilustrasi Fear of Missing Out (FOMO) vs Joy of Missing Out (JOMO)
Sumber :
  • VIVA Jogja/ist

VIVA Jogja - Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) semakin terasa kuat seiring berkembangnya media sosial.

Konser Superman Is Dead Ricuh, Belasan Penonton di Kota Pekalongan Terluka

Banyak orang merasa khawatir jika mereka tidak membagikan momen mereka di media sosial, atau merasa tertinggal jika tidak mengetahui apa yang dibagikan oleh orang lain.

Salah satu contohnya adalah saat seseorang menghadiri konser musik idola mereka.

Kenali FOPO dan Dampaknya Bagi Kesehatan Mental, Ini Cara Mengatasinya

Alih-alih benar-benar menikmati penampilan langsung sang musisi, mereka lebih fokus pada ponsel untuk mengambil foto atau video agar bisa membagikannya di platform seperti Instagram, Facebook, atau TikTok.

Fenomena ini dapat mengurangi kualitas pengalaman langsung karena perhatian terpecah antara dunia nyata dan dunia digital.

Tiket Pre Sale Konser Coldplay Sudah Habis Terjual, Warganet: Jangan Dijual Lagi dengan Harga Mahal

Orang lebih cenderung berusaha menciptakan gambar atau narasi yang sempurna di media sosial, sehingga melupakan esensi dari momen tersebut.

Padahal, pengalaman tersebut lebih bermakna jika benar-benar disadari dan dinikmati secara langsung tanpa gangguan dari layar ponsel.

FOMO seringkali terkait dengan perasaan tidak ingin ketinggalan atau kehilangan kesempatan, yang diperburuk oleh tekanan sosial untuk tampil baik di depan orang lain.

Ini mendorong banyak orang untuk lebih fokus pada bagaimana orang lain akan melihat pengalaman mereka daripada menikmati momen itu sepenuhnya.

Ironisnya, dalam upaya untuk tidak melewatkan momen, mereka justru mungkin kehilangan makna sesungguhnya dari pengalaman tersebut.

Mereka seolah takut ketinggalan momen-momen yang ada di kehidupan nyata agar bisa dibagikan di dunia maya.

Berkaca dari hal itu, terdapat sebuah kebalikan dari FOMO yakni JOMO (Joy of Missing Out).

JOMO juga merupakan istilah yang kerap dipakai bagi sebagai orang yang justru menikmati saat mereka ketinggalan momen seru di media sosial.

Apa Itu JOMO? JOMO (Joy of Missing Out) adalah kebalikan dari FOMO (Fear of Missing Out), di mana seseorang dengan sengaja memilih untuk menikmati momen tanpa gangguan atau kecemasan tentang apa yang terjadi di dunia maya.

Dalam konteks konser, JOMO bisa berarti memilih untuk tidak repot-repot mengambil gambar atau video, melainkan benar-benar terfokus pada pengalaman langsung, menikmati suara dan atmosfer acara, serta merasakan kedekatan dengan idola secara langsung.

Dengan kata lain, seseorang yang mengalami JOMO akan memilih untuk hidup sepenuhnya dalam momen itu, tanpa merasa perlu menunjukkan kepada orang lain melalui media sosial.

Menurut seorang psikolog, Albers, JOMO memberikan manfaat psikologis yang signifikan. Dengan memilih untuk tidak terikat pada kebutuhan untuk selalu terhubung atau mendapatkan pengakuan sosial melalui media sosial, seseorang dapat merasa lebih puas dan bahagia.

JOMO memungkinkan seseorang untuk lebih mengapresiasi momen saat ini, mengurangi kecemasan yang sering muncul karena perbandingan sosial, serta meningkatkan kesejahteraan mental.

Tanpa harus merasa khawatir tentang bagaimana orang lain akan menilai pengalaman mereka, individu bisa lebih menikmati kebebasan untuk menjadi diri sendiri, tanpa beban untuk selalu tampil sempurna.

Albers juga menyebutkan bahwa JOMO dapat mengurangi perasaan stres yang sering muncul akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.

Hal ini dapat meningkatkan kualitas tidur, hubungan sosial yang lebih tulus, dan rasa syukur atas pengalaman yang sedang dialami, bukan sekadar memikirkan bagaimana pengalaman itu akan diterima atau dikomentari oleh orang lain.

Dengan demikian, JOMO berfungsi sebagai cara untuk kembali menghubungkan diri dengan kehidupan nyata, bukan hanya melalui dunia digital. "JOMO lebih berfokus pada kualitas ketimbang kuantitas," ujar sang psikolog.

Menurut psikolog Albers, JOMO (Joy of Missing Out) tidak hanya membantu seseorang mengurangi kecemasan, tetapi juga memberikan manfaat psikologis yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah tiga manfaat utama dari kecenderungan untuk menjalani kehidupan dengan prinsip JOMO:

1. Meningkatkan Sisi Produktivitas dan Fokus dalam Kegiatan Sehari-hari

Dengan memilih untuk tidak terjebak dalam arus informasi dan gangguan dari media sosial, seseorang yang mengadopsi JOMO bisa lebih fokus pada tugas-tugas yang ada.

Tanpa adanya godaan untuk memeriksa notifikasi atau membandingkan diri dengan orang lain di dunia maya, mereka dapat meningkatkan produktivitas dan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien.

Misalnya, jika seseorang tidak terobsesi dengan momen-momen yang dibagikan orang lain di Instagram, ia bisa lebih terlibat dalam pekerjaan atau hobi yang bermanfaat, sehingga lebih produktif.

2. Meningkatkan Keterlibatan Emosional dalam Menjalin Hubungan Sosial di Lingkungan Sekitar

Salah satu dampak positif lainnya adalah meningkatnya kualitas hubungan sosial dengan orang-orang terdekat.

Tanpa terganggu oleh media sosial, seseorang dapat lebih fokus pada interaksi tatap muka dan menjalin hubungan yang lebih dalam dan autentik.

Keterlibatan emosional dalam berbicara atau berinteraksi langsung dengan teman atau keluarga tanpa gangguan dari dunia maya akan mempererat hubungan dan menciptakan rasa saling memahami yang lebih kuat.

Ini juga mendorong terciptanya koneksi yang lebih mendalam dengan orang-orang di sekitar kita.

3. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional dan Kesehatan Fisik dalam Menjalani Aktivitas Sehari-hari

Dengan mengurangi paparan terhadap perbandingan sosial yang sering muncul di media sosial, seseorang yang mengadopsi JOMO cenderung memiliki kesejahteraan emosional yang lebih baik.

Tidak ada tekanan untuk selalu tampil sempurna atau khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan. Ini membantu mengurangi stres dan kecemasan, yang pada gilirannya mendukung kesehatan fisik.

Misalnya, dengan menghabiskan lebih sedikit waktu di depan layar ponsel, seseorang bisa lebih banyak bergerak, berolahraga, dan tidur lebih nyenyak. Semua hal ini berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental yang lebih baik.

Cara Terbaik untuk Memulai JOMO Untuk memulai JOMO, ada beberapa langkah sederhana yang bisa diikuti:

Kurangi Penggunaan Media Sosial

Tentukan batasan waktu untuk menggunakan media sosial, misalnya dengan mengatur pengingat atau menggunakan aplikasi untuk membatasi waktu penggunaan. Ini memberi ruang bagi aktivitas yang lebih produktif atau menyenangkan.

Nikmati Momen Secara Langsung

Alih-alih mengabadikan setiap momen dengan foto atau video, cobalah untuk menikmati pengalaman itu sepenuhnya. Fokus pada suara, pemandangan, dan emosi yang ada saat itu tanpa gangguan dari ponsel.

Berlatih Mindfulness

Mengembangkan praktik mindfulness atau kesadaran penuh bisa membantu seseorang untuk lebih menikmati momen tanpa terjebak dalam kekhawatiran tentang masa depan atau perbandingan sosial.

Ini dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, seperti saat makan, berbicara dengan orang lain, atau berjalan-jalan.

Fokus pada Kualitas Hubungan

Lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan orang-orang terdekat tanpa gangguan teknologi. Luangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan dan terlibat dalam percakapan, menciptakan hubungan yang lebih tulus dan bermakna.

Prioritaskan Kesehatan

Dengan lebih sedikit terikat pada dunia digital, seseorang bisa memprioritaskan kesehatan mental dan fisik, seperti dengan tidur yang cukup, berolahraga, atau melakukan kegiatan yang menenangkan.

Dengan mengadopsi langkah-langkah ini, seseorang bisa mulai menikmati manfaat JOMO, yakni hidup yang lebih tenang, produktif, dan terhubung secara lebih autentik dengan dunia nyata.