Jogja Fashion Week 2025 : Benang Masa Depan Desainer Indonesia

Peragaan Busana menyongsong Jogja Fashion Week 2025
Sumber :
  • jogja.viva.co.id/ Fuska SE

Jogja, VIVA Jogja – Mengusung tema "Threads of Tomorrow",  Jogja Fashion Week (JFW) 2025, yang akan digelar pada 7-10 Agustus 2025 mendatang di Jogja Expo Center, diyakini mampu menjadi daya ungkit fashion Indonesia khususnya Yogyakarta menuju fashion dunia.

Sisternet dan Kementerian PPPA berdayaan warga binaan dengan Program SheInspire

Gelaran yang telah berlangsung 19 kali berturut-turut dan menuju angka 20 ini, tidak semata-mata menyajikan fashion show, namun lebih dari itu atau mengembang visi dan misi Yogyakarta sebagai Kota Model Dunia.

Seperti disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Yuna Pancawati SE, MSi saat me-lounching Jogja Fashion Week 2025, Rabu (26/02/2025) di Hotel Ambarrukmo Yogyakarta, JFW merupakan ajang prestisius yang tahun ini memasuki usia ke-20. Dalam perjalanan yang tentutanya tidak mudah, JFW diharapkan bisa menjadi brand image trend fashion di Indonesia serta mampu meningkatkan kualitas produk dalam negeri,  yang berpijak pada kelestarian alam semesta.

Perjalanan Rasa dalam Ramadan di Hotel Tentrem

“Tema yang diangkat tahun ini memiliki makna yang cukup mendalam. Threads atau benang, melambangkan keterhubungan, kesinambungan dan juga inovasi dalam industri modern sedangkan tomorrow ini mencerminkan visi ke depan tentang bagaimana kita bisa membangun ekosistem fashion yang lebih berkelanjutan, inklusif dan relevan dengan perkembangan zaman,” paparnya.

Lounching Jogja Fashion Week 2025

Photo :
  • jogja.viva.co.id/ Fuska SE
BPR Syariah Leadership Forum: Menuju Sinergitas Jejaring

Memasuki penyelenggaraan ke-20, artinya JFW sudah dewasa, sehingga kesuksesan bisnis bergantung pada strategi kreativitas dan kemampuan membaca peluang,  bukan pada intervensi pemerintah saja, meski tentunya pemerintah tetap berperan sebagai fasilitator untuk mendukung etosistem bisnis itu.

“Tentunya Jogja Fashion Week ini bukan sekedar peranggaan busana saja tetapi sebuah panggung kolaborasi yang menyatukan para kreator, desainer, industri fashion dan komunitas model untuk membentuk masa depan fashion Indonesia,” ucap Yuna Pancawati.

Selaras dengan perjalanan waktu, Jogja Fashion Week telah menjadi bagian dari sejarah perkembangan industri kreatif Jogja dan Indonesia dan selama dua dekade, ajang ini telah melahirkan banyak desainer berbakat, mengangkat kearifan lokal dan membuka peluang pasar yang lebih luas.

Jogja Fashion Week siap kembali memberikan warna, dengan harapan menjadikan Jogja sebagai pusat fashion dunia pada 2025 ini.

Dalam launching ini juga dihadiri Atase Perdagangan KBRI Paris Ruth Juana Samaria, Kepala Dinas Koperasi DIY, Kepala Dinas Pariwisata dan sejumlah stakeholder lainnya termasuk perwakilan BI DIY, Bank BPD dan Bank Mandiri.

Yuna juga menyatakan Jogja Fashion Week 2025 siap diselenggarakan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menampilkan trend fashion global, fashion sebagai bagian dari mahakarya industri kreatif dan memiliki kekayaan intelektual. Lebih dari itu, JFW menargetkan transaksi sebesar Rp 2 miliar dalam ajang tersebut.

1000 Desain

Sementara itu, Project Manager Jogja Fashion Week 2025 Aulia Sunhandhika menerangkan, tahun ini JFW akan menampilkan lebih dari 1000 fashion mode terbaru yang terbagi dalam sejumlah sesi.

"Selama gelaran akan ada 10 lebih sesi fashion show yang menghadirkan 132 designer yang terdiri dari 108 designer professional, 12 designer muda, dan 12 fashion designer SMK," kata dia.

Gelaran Fashion Show akan terbagi sore (empat sesi), malam (empat sesi), youth fashion show (satu sesi) dan young and kids fashion show masing masing satu sesi. Gelaran fashion show meliputi berbagai tema seperti casual show, modest showx evening show, evening show, mix male and female, juga mens show.

Di areal Pameran Jogja Fashion Week 2025 akan disajikan 122 booth dengan berbagai ukuran, yang dapat menampung lebih dari 200 industri kecil menengah yang bergerak di bidang fashion dan aksesoris dari wilayah DIY dan seluruh Indonesia.

Selain itu, bertepatan dengan 20 tahun Jogja Fashion Week digelar, maka akan dilakukan reuni sekaligus pemberian penghargaan kepada desainer yang selama ini turut tampil dalam event bergengsi tersebut.

Sedang Atase Perdagangan Keduataan Besar Republik Indonesia Paris periode 2021-2025 Ruth Joanna Samaria menyambut baik acara lounching JFW 2025 yang digelar pada bulan Februari. “Itu artinya masih ada waktu enam (6) bulan menuju acara dan memang untuk mengundang para buyer atau bahkan desainer dari luar negeri, membutuhkan waktu, dan saya kira dalam jangka waktu 6 bulan hal itu bisa diwujudkan,” katanya.

Menurutnya, saat ini ada empat kota dunia yang sudah berhasil membangun event fashionnya sebagai ikon industri fashion. Selain Paris Fashion Week di Perancis, ada juga New York Fashion Week di Amerika, London Fashion Week di Inggris, dan Milan Fashion Week di Italia.

Dia berharap, konsitensi dan kreativitas yang lahir dari Jogja Fashion Week bisa segera membawa industri fashion di DIY naik kelas ke level dunia. Seperti yang diharapkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadikan Jogja pusat fashion dunia pada 2028 mendatang.

"Paris Fashion Week bisa digelar lima kali dalam setahun, dengan banyak mengangkat tema ready to wear, ini menunjukkan betapa tergantungnya Paris dengan industri fashion," kata Ruth.

Ruth bahkan meyatakan, saat ini salah satu tren fashion yang sedang menguat di Paris yakni tema Mens Wear atau busan untuk laki-laki. Hal ini bisa menjadi peluang bagi para desainer Indonesia untuk menciptakan karya karya yang berorientasi ekspor.

Atase Perdagangan ini juga menyebut bahwa brand Indonesia saat ini sudah mampu menembus Paris Fashion Week dan dimiliki oleh desainer asal Yogyakarta, yakni Shiroshima milik Dian Nutri Justisia Shirokadt.