5 Kecamatan Rawan Bencana, Polres Tegal Gelar Apel Siaga Bareng TNI dan BPBD

Kapolres Tegal AKBP Indra Waspada
Sumber :
  • Viva Jogja

TEGAL, Viva Jogja  - Antisipasi bencana alam menjadi fokus utama Polres Tegal dalam apel siaga yang digelar di lapangan Aspol Kalibliruk, Kamis 5 November 2024.

Polres Tegal Bersama Mahasiswa dan Ormas Bagikan 250 Paket Sembako Sambut Ramadan

Kegiatan yang menggandeng lintas instansi ini menjadi momen penting untuk mempersiapkan strategi penanggulangan bencana di wilayah dengan keragaman geografis kompleks.

Kapolres Tegal, AKBP Andi M. Indra Waspada Amirullah, menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi ancaman bencana yang tak terduga.

Wabup Bantul Resmikan Kampung Relawan RMI Siaga, Ternyata Ini Tugasnya

"Kegiatan ini merupakan wujud kesiapsiagaan Kabupaten Tegal dalam menghadapi ancaman bencana alam. Dengan koordinasi dan kesiapan yang matang, kami berharap dapat meminimalisir risiko serta dampak yang ditimbulkan," paparnya didampingi jajaran Forkopimda Plus.

Wilayah Kabupaten Tegal memiliki tantangan geografis unik, mulai dari pegunungan hingga pesisir utara, yang membawa ragam potensi bencana. 

Kapolres Tegal: Pendekatan Preemtif dan Preventif Jadi Kunci Keamanan Jelang Lebaran

Andi secara spesifik menyoroti kecamatan-kecamatan rentan, seperti Margasari, Bojong, Bumijawa, Balapulang, dan Suradadi. Namun, ia tegas bahwa kewaspadaan harus merata di seluruh wilayah.

Apel siaga kali ini tidak sekadar ceremonial. Kegiatan komprehensif ini melibatkan TNI, BPBD, PMI, Dinsos, dan para relawan dalam mempersiapkan berbagai skenario penanganan darurat.

Simulasi penanganan bencana dilakukan untuk memastikan setiap personel memiliki keterampilan dan kesiapan maksimal.

Menjelang musim penghujan yang berpotensi meningkatkan risiko bencana, sinergi antarinstansi menjadi kunci utama. 

Polres Tegal bersama jajarannya berkomitmen penuh menjaga keselamatan masyarakat, menguatkan sistem peringatan dini, dan mempersiapkan infrastruktur penanganan bencana.

Karakteristik geografis Tegal yang beragam—dari dataran tinggi pegunungan hingga kawasan pesisir—membutuhkan pendekatan berbeda dalam mitigasi bencana. 

Setiap kecamatan memiliki keunikan risiko yang memerlukan strategi spesifik, namun tetap dalam koordinasi terpadu.

"Bukan sekadar kesiapan alat, melainkan kesiapan SDM dan koordinasi menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana," tegas AKBP Andi, menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan komprehensif di tengah ketidakpastian ancaman alam.