Persoalan Sampah Bikin Pusing, Pemkab Kudus Wacanakan Pemanfaatan Teknologi
- Arif/Viva Jogja
KUDUS, Viva Jogja- Persoalan sampah yang kini memicu kerumitan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjadi yang memang harus segera ditangani secara berkelanjutan.
Pemkab Kudus menawarkan pemanfaatan teknologi yang ada, serta membuka peluang untuk bekerjasama dengan pihak swasta dalam mengatasi sampah.
Pembahasan penanganan sampah yang semakin mendesak ini, saat agenda dialog Forum Komunikasi Publik Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kudus Tahun 2026. Agenda tersebut berlangsung di Pendapa Kabupaten Kudus, Rabu 22 Januari 2025
“Saya mengajak pemangku kepentingan yang hadir bersinergi merumuskan kebijakan pembangunan, termasuk dalam pengelolaan sampah,” ujar Penjabat (PJ) Bupati Kudus, Herda Helmijaya.
Herda menyebut pemanfaatan teknologi modern seperti Refuse Derived Fuel (RDF) dan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP).
Kedua sistem itu dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi permasalahan sampah di Kudus.
“Pengolahan sampah di Kudus memang harus segera ditangani secara berkelanjutan. Bisa dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Pemerintah juga terbuka untuk bekerjasama dengan pihak swasta dalam hal ini,” terang Herda.
Tak hanya membahas pengelolaan sampah yang kini memicu keruwetan di Kudus, agenda RKPD juga menjadi wadah pemaparan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Kudus terpilih, Samani Intakoris dan Bellinda Putri Sabrina Birton.
Dalam kesempatan itu, Samani juga mnjlentrehkan visi “Menuju Masyarakat Kudus Sehat (Sejahtera, Harmoni, dan Taqwa)”. Semua visi Samani tersebut, sebagai arah pembangunan daerah Kudus ke depan.
“Mohon doa dan dukungan semua pihak. Kami segera mulai menyinergikan program-program unggulan kami paling cepat pada APBD Perubahan 2025,” janji Samani.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kudus, Revlisianto Subekti menambahkan, penyusunan RKPD Kudus 2026 untuk menjabarkan program pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kabupaten Kudus Tahun 2024-2026.
“Penyusunan RKPD untuk mewujudkan efektivitas alokasi sumber dana. Kontribusi dan masukan dari seluruh peserta forum sangat penting untuk meningkatkan efektivitas program pembangunan,” ucap Revlisianto.
Di lain sisi, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BP2D) Kudus juga memberikan masukan penting dalam mendukung visi dan misi Bupati dan Wabup Kudus terpilih.
Pihak BP2D Kudus mengusulkan penguatan daya tarik wisata budaya dan olahraga di Kota Kretek.
Sebab selama ini, Kabupaten Kudus belum memiliki rest area yang memadai untuk mendukung sektor pariwisata.
Karena itu, BP2D mendesak pembangunan rest area yang dapat menampung minimal 50 bus sebagai tempat transit bagi bus peziarah dan bus wisata.
“Rest area ini diharapkan dapat memfasilitasi pengaturan bus yang menuju Sunan Muria dan mempermudah koordinasi antara pelaku wisata dan pengunjung,” ujar Arif Hartawan selaku Ketua BP2D.
Selain itu, BP2D berharap adanya regulasi yang mewajibkan pelaku wisata melibatkan tour guide dari Kudus.
Dengan harapan akan meningkatkan promosi wisata local di Kota Kretek.