Kondisi Ekonomi Melambat, Bupati Jepara Akui Kepemimpinannya Sarat Tantangan
- arif
JEPARA, VIVAJogja- Pembangunan di Kabupaten Jepara lima tahun mendatang penuh tantangan, di tengah kondisi ekonomi yang melambat. Karena itu, harus dibarengi dengan spirit untuk bangkit bersama.
Hal tersebut dikatakan Witiarso Utomo, dalam momentum pertama kali peringatan Nuzulqur'an dengan amanah baru sebagai Bupati Jepara. Ia pun berharap tugasnyia sebagai pemimpin di Kabupaten Jepara bisa membawa kemanfaatan.
"Semoga amanah ini, bisa bermanfaat bagi Jepara dan amanah ini mesti didukung oleh semua elemen masyarakat Jepara," ujar Witiarso di Peringgitan Pendopo R.A. Kartini pada Rabu (19/3/2025) malam.
Meski di tengah tantangan efisiensi anggaran, Witarso berharap tetap bisa menjalankan pembangunan dan kemajuan di Jepara.
Bupati Jepara Witiarso dan KH Hayatun saat peringatan Nuzulqur
- arif
"Semoga spirit Qur'an dan dalam momentum peringatan Nuzululqur'an ini, bisa kita jadikan landasan untuk pembangunan Jepara," tukas Witiarso.
Tidak hanya itu, Witiarso juga berharap Kabupaten Jepara dijauhkan dari gangguan dan bencana. Serta segala sarana dan prasarana daerah menjadi lebih baik ke depannya.
"Semoga kita bisa menjalankan pembangunan dan kemajuan di Jepara, dengan mendapatkan petunjuk dan rida dari Allah sehingga diberikan kemudahan," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, KH Hayatun Abdullah Hadziq dalam mauizah hasanahnya menjelaskan, ulama membagi puasa menjadi tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah puasa orang awam.
"Puasa orang awam itu hanya menahan lapar, tetapi masih suka menggunjing, mata masih melihat hal yang dilarang, dan telinga masih mendengar hal-hal negatif," terang Mbah Hayatun.
Sedangkan tingkatan kedua, kata Mbah Hayatun, adalah puasa khusus. Yakni menahan diri dari makan dan minum, seseorang juga mampu menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan maksiat.
“Puasa ini mencakup menjaga pandangan, menahan lisan dari gibah dan fitnah, serta menghindari perbuatan yang dapat merusak nilai ibadah,” imbuhnya.
Kemudian tingkatan tertinggi, lanjut Mbah Hayatun, adalah puasa istimewa, yang hanya dilakukan oleh orang-orang pilihan seperti para nabi dan orang-orang saleh.
Dalam tingkatan ini, sambung Mbah Hayatun, hati seseorang benar-benar hanya tertuju kepada Allah dan puasa ini tidak hanya menjauhi maksiat saja.
"Semoga Pak Bupati Jepara diberikan kekuatan serta kemudahan jalan untuk membangun Jepara lebih baik, maju dan sejahtera serta mampu menjalankan roda pemerintahan yang mendapat rida dari Allah," tutur Mbah Hayatun.
Untuk diketahui, peringatan Nuzulul Quran ini dihadiri oleh jajaran kepala perangkat daerah, sejumlah tokoh agama di Jepara dan pemangku kepentingan terkait.