Yoyok-Joss Siap Perangi Korupsi

Yoyok Sukawi foto bersama peserta talkshow pluralisme
Sumber :
  • VIVA Jogja

Semarang, VIVA Jogja -Calon Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi mengungkap pencegahan hingga pemberantasan praktik-praktik koruptif menjadi fokus perhatiannya. Menurutnya, sosok pemimpin yang berintegritas akan menghilangkan potensi korupsi.

Program Bantuan Operasional Kas RT Rp25 Juta Dinilai Paling Pro Rakyat

 

Hal itu merupakan respons Yoyok Sukawi setelah menerima pertanyaan saat Talk Show Pluralisme dalam Menyongsong Pilkada 2024 bertajuk "Merawat Keberagaman, Selaras dalam Kebhinekaan" yang dihadiri ratusan umat Katolik di Quest Hotel Jalan Plampitan Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (19/10/2024).

KPU Semarang Siapkan Lima Panelis Dalam Debat Perdana

 

Saat itu, seorang peserta, Irene Indah bertanya kepada pria bernama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya itu tentang komitmennya bersama Calon Wakil Wali Kota Semarang Joko Santoso alias Joko Joss dalam upaya memberantas korupsi.

Baliho Pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso Dirusak, Pengamat: Jangan Terpancing!

 

"Sebentar lagi ada pemilihan calon wali kota, bagaimana Pak Yoyok mengatasi persoalan korupsi di kalangan para pejabat. Biasanya calon itu janji-janji, tetapi setelah jadi biasanya banyak yang begitulah (korupsi-red) seperti yang terjadi kemarin," jelasnya.

 

Dia mengaku kehilangan simpati terhadap calon pemimpin yang tak punya kepekaan dalam praktik-praktik rasuah. Terutama, merasa jemu melihat calon pemimpin saling obral janji memerangi korupsi ketika masa kampanye.

 

Kendati begitu, Irene memiliki keyakinan soal perang melawan korupsi akan dilakukan oleh pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Semarang nomor urut 2 Yoyok-Joss. Dia ingin, di tangan Yoyok-Joss, Kota Semarang makin berbenah dan jauh dari perbuatan koruptif.

 

"Saya maunya, Pak Yoyok bisa mengatasi pemberantasan korupsi, sehingga kami rakyat percaya kepada pejabat yang kami pilih," menyatakan kepercayaan rakyat mahal harganya.

 

Merespons hal tersebut, Yoyok menyebut akan memperbaiki tata kelola pemerintahan dari hulu hingga hilir. Dia bersama Joko Santoso akan menyuarakan komitmennya perang melawan korupsi. 

 

"Memang mengatasi praktik korupsi di Kota Semarang akan jadi program super prioritas kami. Kami akan berupaya mengembalikan integritas pemerintahan. Pegawai Pemkot Semarang harus taat aturan, akuntabel, tidak ada lagi pungli untuk mewujudkan Semarang Maju Bermartabat," ungkapnya.

 

Politikus Partai Demokrat itu berjanji mengembalikan kepercayaan publik terhadap Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam kepemimpinannya mendatang.

 

Dia akan mewanti-wanti kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) agar tidak melakukan praktik korupsi, gratifikasi, jual-beli jabatan, dan suap-menyuap.

 

"Harus mengubah budaya dulu, jadi mulai atas sampai bawah. Dari pengusaha pun sama, pola pikirnya juga harus berubah. Pengusaha tidak boleh lagi ewuh pekewuh, dalam pekerjaan tidak perlu memberikan success fee, hadiah kepada pejabat, sejumlah uang, atau apapun istilahnya," ujarnya.

 

Perhatiannya juga tertuju kepada kinerja pegawai yang harus berorientasi melayani masyarakat. Dalam hal ini, pihaknya akan meningkatkan tunjangan tambahan penghasilan (TPP) baik ASN maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) berbasis kinerja.

 

Langkah tersebut telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dan menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Pihaknya akan menerapkan langkah tersebut untuk mencegah upaya koruptif di Kota Semarang.

 

"Intinya kesejahteraan pegawai harus berbasis kinerja, jadi bukan tentang jabatan. Sekarang jabatan tinggi TPP tinggi, tetapi yang lembur sampai malam dapatnya sedikit, nanti akan kami balik," paparnya.

 

Menurutnya, reformasi birokrasi antikorupsi akan dibangunnya dalam Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Termasuk transparansi menjadi hal yang akan dikedepankan.

 

"Kalau masih korupsi berarti memang wataknya. Ini aparat penegak hukum harus bertindak, mulai kepolisian, kejaksaan maupun KPK. Nanti akan ketahuan siapa yang korupsi," pungkas CEO PSIS tersebut.