Keris Raksasa di Kudus Dikirab Keliling Desa, Membumikan Warisan Keraton Surakarta

Keris Raksasa salah satu warisan budaya Keraton Surakarta
Sumber :
  • arif

“Kerajaan Demak Bintoro kala itu rajanya adalah raja Islam. Kita mengingatkan kembali bahwa budaya Islam di Jawa itu memakai jawi jangkep, bukan jubah dan pakaian dari budaya luar,” terang Pangarso. 

Nahkodai Tim PKK Kudus, Ini Program Brilian Endhah Endhayani Intakoris

Tak hanya melestarikan tradis Islam dan Jawa, kirab tersebut juga memiliki misi positif lainnya. Yakni ikut melestarikan penggunaan pakaian adat  Jawa khas Kudus.

“Kami juga ingin mensosialisasikan kembali penggunaan pakaian adat Jawa, khususnya di Kudus. Apalagi sekarang ASN dan pegawai di Pemkab Kudus diwajibkan memakai pakaian adat Jawa sebagai baju seragam resmi pada hari-hari tertentu,”  terang Pangarso.

Tak Terpengaruh Efisiensi Anggaran, Wabup Bellinda Pastikan Kucurkan HKGS Rp 1 Juta

Paguyuban Kawula Keraton Surakarta merawat tradisi Jawa dan Islam.

Photo :
  • arif

Dalam tradisi pakaian adat Jawa, kata Pangarso, ada aturan khusus terkait penggunaan warna dan jenis pakaian sesuai dengan jenjang kepangkatan.

Wagub Taj Yasin Bawa Kabar Gembira bagi Anak Penghafal Al Qur’an 30 Juz di Kudus

“Biasanya atela berwarna hitam adalah warna resmi. Sedangkan warna lain digunakan untuk pakaian harian. Ada juga aturan tertentu dalam pemakaian blangkon,” jelasnya.

Untuk diketahui, kirab budaya di desa yang berada di kaki Gunung Muria ini berlangsung meriah. Diikuti ratusan peserta dan mendapat sambutan hangat masyarakat Kota Kretek.

Halaman Selanjutnya
img_title