Denda Damai Atasi Stagnasi Penanganan Korupsi, Komjak RI : Buat Jera dan Malu Koruptor dengan Kerja Sosial

Ketua Komisi Kejaksaan RI, Prof. Dr. Pujiyono Suwadi
Sumber :
  • Ist/VIVA Jogja

Pembicara lain, Pakar Ekonomi, Prof. Dr. Izza Mafruhah, SE, M.Si meminta konsep denda damai harus dirinci. Karena jangan sampai menjadi masalah baru terjadi korupsi lain. Uang sitaan dari kejahatan koruptor harus jelas larinya ke negara.

Kolaborasi Daop 6 Gandeng Mahasiswa Kampanyekan Peduli Lingkungan di Stasiun Solo Balapan

"Di luar negeri ada denda pengampunan, tetapi pengambilannya harta yang dikorupsi harus maksimal. Sejauh mana regulasi di Indonesia efektif. Dampak bagi perekenomian harus ada. Harus ditangani serius sehingga memberikan kepercayaan investiasi dan masyarakat," kata dia.

Dia menyoroti, jika dari waktu ke waktu korupsi terus menjamur dari level atas sampai bawah. Bahkan sampai kepada kepala desa (kades) yang tejerat dana desa banyak.

Keren, Guru SD Muhammadiyah PK Solo Raih Juara 1 Lomba Fotografi yang Digelar KPK

Meskipun tidak jumbo tapi besar karena menganggu pembangunan desa. Dia mencontohkan, di Tingkok korupsi Rp 215 juta dihukum mati.

Apalagi dengan angka Rp 43 miliar. Kemudian di Taiwan korupsi dana kemanusian atau soal dihukuman mati karena banyak bencana alam. Bahkann di AS koruptor divonis 5 tahun dan didenda US$ 2 juta dan korupsi berat 20 tahun penjara.

Kantor Imigrasi Musnahkan Arsip Yang Tak Bernilai Guna

"Di kita (Indonesia), banyak itu koruptor keluar penjara masih kaya. Denda kecil dan penjara singkat justru hanya membuat masyarakat sakit hati. Misal yang korupsi kemarin sampai ratusan triliun. Masak denda Rp210 milar. Denda gak sampai 1 persen dari kerugian yang dirugikan," tuturnya.