KSPPS BMT Dinar Mulia Terancam Jalur Hukum, Puluhan Miliar Dana Anggota Hilang
- VIVA Jogja
KARANGANYAR, VIVA Jogja - Ratusan anggota BMT Dinar Mulia di Karanganyar mengalami kesulitan menarik tabungan dan deposito sejak Juli 2024.
Mereka mencurigai adanya penyalahgunaan dana senilai Rp32,3 miliar, dari total aset Rp39,2 miliar, karena laporan keuangan tahun 2023 diduga tidak diaudit.
Upaya audiensi dengan manajemen dan pihak terkait tidak membuahkan hasil, dan manajemen cenderung menghindar.
Puncak kekecewaan anggota terjadi pada 18 Desember 2024. Pada tanggal tersebut, Umi Munawaroh selaku manajer KSPPS BMT Dinar Mulia, tidak bersedia menemui anggota.
Belakangan malah mengutus kuasa hukum untuk mengumumkan penangguhan dana selama dua tahun tanpa transparansi.
Hal ini menimbulkan kepanikan dan kerugian finansial yang signifikan bagi para anggota.
Anggota akhirnya menempuh jalur hukum dengan menunjuk KJH Law Firm untuk mendampingi mereka dalam upaya mendapatkan kembali dana mereka.
Kadi Sukarna pimpinan KJH Law Firm menegaskan komitmennya untuk melindungi hak-hak anggota dan memastikan pengembalian dana secara penuh melalui jalur hukum yang transparan dan adil.
Laporan resmi ini diajukan pada Senin (24/3), oleh perwakilan anggota yang didampingi oleh tim kuasa hukum dari KJH Law Firm Kadi Sukarna and Partners.
"Langkah ini diambil setelah pihak pengurus BMT Dinar Mulia mengabaikan surat somasi yang sebelumnya telah dilayangkan," papar Kadi Sukarna.
Anggota KSPPS BMT Dinar Mulia, seperti Saefudin dan Tutik, mengalami kesulitan menarik dana simpanan mereka dan juga ratusan anggota lainnya yang nilainya diperkirakan mencapai Rp32,3 miliar.
"Dana yang seharusnya aman, kini tak bisa kami tarik. Laporan RAT 2023 yang mencurigakan, dengan rasio kredit macet sangat rendah, menambah kecurigaan kami," papar Saefudin.
Senada dengan Saefudin, Tutik anggota lain yang terdampak, mengungkapkan bahwa dana yang seharusnya dialokasikan untuk biaya pendidikan anaknya kini tertahan.
"Kami telah berupaya menempuh berbagai cara, namun selalu menemui jalan buntu. Pihak manajemen terkesan menghindar dan tidak transparan dalam memberikan penjelasan," tandasnya.