Webinar Korpri, Prof Zudan Bahas Pentingnya Meritokrasi untuk Pengembangan Karier ASN
- IST
JAKARTA, VIVA Jogja – Dewan Pengurus Korpri Nasional (DPKN) menggelar webinar bertajuk "Korpri Menyapa ASN" seri ke-97 pada Kamis, 30 Januari 2025.
Acara ini menghadirkan Ketua Umum DPKN, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, sebagai pembicara utama, bersama dua narasumber lainnya, yaitu Deputi Bidang Pembinaan Penyelenggaraan Manajemen ASN BKN, Dr. Herman, dan Kepala BKPSDM Provinsi Bali, Ir. Ketut Lihadnyana, MMA. Webinar ini dimoderatori oleh Duta Korpri 2024 dari Kementerian Perhubungan, Eka Justicia.
Dalam paparannya, Prof. Zudan menekankan pentingnya meritokrasi sebagai landasan utama dalam perlindungan karier Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menurutnya, sistem meritokrasi memastikan setiap individu mendapatkan kesempatan yang adil berdasarkan kinerja dan kompetensi, bukan karena faktor non-teknis seperti nepotisme atau patronase.
“Saya berharap meritokrasi dapat menjadi motor penggerak birokrasi yang lebih produktif dan berdampak positif bagi kemajuan bangsa,” ujar Zudan, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Dr. Herman, selaku Deputi Bidang Pembinaan Penyelenggaraan Manajemen ASN BKN, menjelaskan bahwa sistem merit merupakan pendekatan objektif dalam pengelolaan sumber daya manusia.
Sistem ini dirancang untuk menghilangkan praktik-praktik tidak sehat seperti nepotisme, spoiling, dan patronase, yang sering dikaitkan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
“Penerapan sistem merit dalam manajemen talenta ASN akan memberikan perlindungan karier yang lebih adil dan terhindar dari faktor non-merit,” jelas Herman.
Ia juga memaparkan perkembangan sistem merit dalam pemerintahan, mulai dari pendekatan berbasis kompetensi, manajemen talenta, hingga model berbasis kekuatan individu (strength-based approach).
“Sistem ini memastikan bahwa setiap ASN memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang berdasarkan kemampuan dan kontribusinya,” tambahnya.
Sementara itu, Ketut Lihadnyana, Kepala BKPSDM Provinsi Bali, membagikan pengalaman implementasi sistem merit di wilayahnya
. Menurutnya, pengelolaan ASN berbasis merit menjamin objektivitas dalam pengembangan karier tanpa diskriminasi terhadap suku, ras, gender, atau latar belakang lainnya.
“Di Bali, kami memastikan sistem ini berjalan dengan baik melalui komitmen kepala daerah selaku pejabat pembina kepegawaian,” ujar Ketut.
Webinar ini diikuti oleh lebih dari 1.000 partisipan melalui platform Zoom dan telah ditonton lebih dari 7.400 kali melalui siaran langsung di YouTube hingga berita ini ditulis.
Acara ini menjadi bukti komitmen Korpri dalam mendukung pengembangan karier ASN yang adil dan transparan.
Prof. Zudan menutup acara dengan menegaskan bahwa sistem meritokrasi bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga tentang menciptakan birokrasi yang efisien dan berkualitas.
"Dengan meritokrasi, kita bisa memastikan bahwa ASN yang berkualitas mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” pungkasnya.