Minim Bantuan Pemerintah, Ini Strategi Brand Fashion Bantu UMKM Konveksi di Yogyakarta

Pelaku UMKM Konveksi di Yogyakarta
Sumber :
  • jogja.viva.co.i.id/Cahyo

Produk-produk Farah Button yang penggarapannya menggandeng UMKM konveksi di Yogyakarta memiliki kualitas yang baik dan bisa bersaing ke pasar ekspor. 

Rekomendasi Ngabuburit Syahdu di Jogja

Terbukti, koleksi Farah Button sudah bisa dinikmati pelanggan di Jepang. Namun, ia menyadari keterbatasannya. Tidak mungkin merangkul seluruh UMKM konveksi di Yogyakarta untuk diberi pelatihan.

Sutardi berharap pemerintah bisa memberikan perhatian dan tidak mengabaikan UMKM konveksi di Yogyakarta. "

Peninggalan Belanda, Stasiun KA Lempuyangan dan Stasiun Klaten akan Dipercantik

"Termasuk dipermudah untuk mendapatkan modal usaha dan bisa mendampingi dalam produksi serta memberikan pelatiham sehingga mereka bisa memiliki wadah dan menjadi lebih maju,” ujar Sutardi.

Melalui talkshow yang digagasnya ini, Sutardi ingin memberikan pengarahan kepada semua orang tentang bisnis fesyen dan memberikan kesempatan kepada UMKM konveksi  di Yogyakarta agar bisa lebih dikenal dan diberikan kesempatan untuk lebih maju.

Menparekraf Sandiaga Uno Luncurkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024

Pemilik Nifira Konvek Egi Mashita membenarkan soal minimnya perhatian pemerintah pada UMKM konveksi. Sejak berdiri pada 2020 dan sampai saat ini membawahi 55 karyawan belum mendapatkan akses bantuan dari pemerintah sama sekali, baik dalam bentuk permodalan maupun pelatihan.

Padahal, lanjut Egi, dalam menjalankan usahanya tantangan terbesar adalah menghasilkan pakaian dengan harga jasa yang terjangkau dan berkualitas serta mengelola sumber daya manusia.

Halaman Selanjutnya
img_title