Rangkaian Hajat Dalem Sekaten Keraton Yogyakarta untuk Peringati Maulid Nabi

Hajat Dalem Sekaten, rangkaian kegiatan Maulid Nabi
Sumber :
  • jogja.viva.co.i.id/Cahyo Purnomo

Jogja – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau dikenal sebagai Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian acara Hajat Dalem Sekaten. Hajat Dalem Sekaten ini digelar sebagai rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

PSI DIY Siap Kembangkan Anak Muda Yogyakarta Lewat Industri Kreatif 

Penghageng II KHP Widya Budaya KRT Rintaiswara mengatakan rangkaian Hajat Dalem Sekaten ini digelar sejak Kamis 21 September 2023 hingga Kamis 28 September 2023 atau dalam hitungan kalender Jawa sejak 5 sampai 12 Mulud.

Rintaiswara menerangkan Hajat Dalem Sekaten merupakan acara rutin yang digelar Keraton Yogyakarta setiap tahunnya. 

Dubes Inggris Kembalikan 120 Manuskrip Digital Jawa Kuno ke Sultan HB X

"Arti kata Sekaten, ada yang menyatakan berasal dari kata Sekati yang merupakan seperangkat gamelan. Gamelan ini berasal dari zaman Majapahit kemudian diteruskan Demak dan kemudian menjadi kepunyaan Keraton Yogyakarta," kata Rintaiswara dalam keterangan tertulisnya.

"Pendapat lain menyatakan bahwa Sekaten berasal dari kata Syahadatain yang merupakan kalimat untuk menyatakan masuk Islam," tutur Rintaiswara.

Mengenal Pusaka Keraton Yogyakarta KK Gunturmadu dan KK Nagawilaga

Ia menuturkan ada beberapa rangkaian acara dalam Hajat Dalem Sekaten ini. Rangkaian acara, kata Rintaiswara dimulai dengan Miyos Gongso yang digelar pada Kamis 21 September 2023 lalu.

 

Hajat Dalem Sekaten, rangkaian kegiatan Maulid Nabi

Photo :
  • jogja.viva.co.i.id/Cahyo Purnomo

 

"Miyos Gongso diawali dengan pembagian udhik-udhik oleh putra dalem di Bangsal Ponconiti. Setelahnya kemudian dua gamelan Gangsa Sekati yaitu KK Gunturmadu dan KK Nagawilaga dikeluarkan dan diletakkan di halaman Masjid Gedhe," ujar Rintaiswara.

Selanjutnya adalah Gladhi Resik Prajurit jelang Garebeg Mulud. Gladhi Resik ini dilaksanakan pada Minggu, 24 September 2023. Rintaiswara menyebut prosesi selanjutnya adalah Kondur Gongso.

Dalam prosesi ini ditandai dengan dikembalikannya dua gamelan pusaka Keraton Yogyakarta yaitu KK Gunturmadu dan KK Nagawilaga dari Masjid Gedhe ke Bangsal Trajumas Keraton Yogyakarta

"Sebelum Kondur Gongso, ada prosesi penyebaran udhik-udhik dari Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X. Udhik-udhik ini berupa uang logam dan menjadi simbol berkah seorang raja kepada rakyat. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW dan ditutup dengan Kondur Gongso," tutur Rintaiswara.

Ia menambahkan sebelum Kondur Gongso, Sri Sultan HB X lebih dulu meninggalkan Masjid Gedhe. Khusus tahun Dal (penanggalan Jawa), sambung Rintaiswara, Sri Sultan HB X akan meninggalkan Masjid Gedhe dengan prosesi Jejak Banon.

"Tradisi Jejak Banon (bata yang melekat pada Masjid Gedhe) dilakukan di sisi selatan Masjid Gedhe. Ini perlambang dan mengenang jasa Sultan HB I pendiri Keraton Yogyakarta yang menyelamatkan diri dari musuh selepas Shalat Jumat di Masjid Gedhe," kata Rintaiswara.

"Acara Hajad Dalem Sekaten akan ditutup dengan Garebeg Mulud. Garebeg Mulud akan dilaksanakan Kamis 28 September 2023 mulai pukul 10.00 WIB," ujarnya.