KBA Banyunganti Ubah Sampah Kaca dan Plastik Jadi Batako hingga Konblok

Proses pengelohan pecahan kaca dan plastik jadi batako
Sumber :
  • desa sejahtera astra

JogjaKampung Berseri Astra (KBA) Banyunganti Kidul berada di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Pengelolaan sampah di KBA Banyunganti ini mampu mengolah sampah anorganik seperti pecahan kaca dan plastik menjadi batako dan campuran beton.

Operasi Gabungan, 25 persen pengendara masih melanggar

Ketua KBA Banyunganti Isna Mansuuroh mengatakan Bank Sampah Bunda Mandiri berdiri sejak tahun 2009. Dalam kegiatan Bank Sampah ini, warga ditekankan untuk mampu mengatasi sampah sendiri.

Pengelolaan sampah ini dilakukan sejak pemilahan, pemilihan hingga pengolahan sampah. Sampah-sampah anorganik dari warga ini kemudian dikumpulkan dan disetorkan ke bank sampah.

Polres Kulonprogo Tetapkan Tersangka Kasus Pengolahan Sampah Ilegal Banaran

Sedangkan sampah organik dikelola warga. Sampah organik ini diubah menjadi pupuk hingga pakan ternak.

"Meski sudah melakukan penyortiran tapi tak semua sampah anorganik ini bisa dijual. Harus diolah dulu kemudian baru bisa dijual. Diolah jadi vas bunga, tikar maupun kerajinan lainnya," ucap Isna.

Dampak Pemblokiran TPA Tanjungrejo Rumit, DPRD Kudus Gagal Merayu Warga

Meski demikian, lanjut Isna tetap masih ada residu atau sampah anorganik yang tersisa dan tak bisa diolah. Residu ini diantaranya adalah pecahan kaca, styrofoam dan lainnya.

"Residu-residu ini coba kita pikirkan akan diapakan. Kami ingin meminimalisir membakar sampah residu," terang Isna.

Seiring berjalannya waktu, Isna kemudian menemukan solusi dari residu-residu itu. Residu-residu itu kemudian diolah dan dijadikan campuran bahan bangunan seperti batako, konblok maupun untuk jalan beton.

"Pecahan kaca dimasukkan dalam ember besar lalu ditutup karung. Kemudian dihancurkan pakai palu. Kalau sudah hancur lalu dicampur semen dan pasir. Prinsipnya pokoknya sampah residu harus dibuat kecil atau dihancurkan dan dapat dimanfaatkan," ungkap Isna.

Isna menyebut saat ini KBA Banyunganti sudah memiliki mesin penghancur sampah anorganik yang didapat dari bantuan CSR Astra. Alat penghancur ini dipakai untuk mengolah pecahan kaca dan styrofoam.

Isna menjelaskan saat ini, konblok dan batako yang diproduksi ada dua macam. Jenis pertama adalah batako yang menggunakan campuran semen dan pasir plus residu, dan yang kedua adalah batako dari campuran pasir dan plastik tanpa semen.

Untuk membuat dua jenis batako itu menggunakan cara berbeda. Batako berbahan residu dan campuran pasir serta semen dibuat seperti umumnya pembuatan batako. 

Cara berbeda dipakai untuk membuat batako berbahan pasir dan plastik tanpa semen. Batako ini dibuat dengan cara memanaskan campuran pasir dan plastik, seperti proses pemanasan aspal.

“Jadi, pasir kita panaskan kemudian dicampur dengan plastik tanpa campuran. Setelah plastiknya meleleh, kita aduk sampai rata, lalu dituangkan ke cetakan,” terang Isna.

"Plastik yang digunakan untuk pembuatan batako tanpa semen tersebut tidak bisa menggunakan plastik kemasan makanan ringan yang mengandung timah, tetapi harus plastik murni," ungkap Isna.

Isna menambahkan saat ini, batako hasil cetakan KBA Banyunganti sudah digunakan oleh beberapa warga untuk membangun bangunan, termasuk campuran adonan pengerasan jalan beton.