Buka BIAS 2024, Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan

Moeldoko mencoba pesawat N219 Nurtanio.
Sumber :
  • VIVA Jogja/KSP

 

AHY Duga Ada Upaya Gagalkan Pencapresan Anies Lewat PK Moeldoko 

 

Bali, VIVA Jogja – Pemerintah secara resmi meluncurkan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional terkait Pengembangan Ekosistem Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan.

Umumkan Darurat Militer, Kemudian Dicabut Lagi: Ini Sejumlah Kontroversi Yoon Suk-yeol

“Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target dekarbonisasi sektor transportasi udara,” ungkap Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko, usai pembukaan Bali International Airshow (BIAS) 2024, Rabu (18/9).

Hadir dalam pembukaan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. BIAS berlangsung pada 18-21 September 2024 di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Fumida Teknologi Ramah Lingkungan basmi Rayap secara Efektif

Moeldoko mengatakan, BIAS 2024 merupakan ajang unjuk gigi bagi industri penerbangan dan kedirgantaraan global.

Terakhir kali diadakan di tahun 1996, kata dia, kegiatan ini Ia nilai perlu untuk dilanjutkan karena tidak hanya sebagai pameran semata, tetapi juga menjadi tempat untuk bertukar pikir serta berbagi pengetahuan tentang industri dirgantara.

“BIAS 2024 ini tentunya sangat membanggakan untuk industri dirgantara di Indonesia, kita dapat melihat inovasi-inovasi yang dikembangkan oleh SDM kita,” ujar Moeldoko.

Moeldoko menyempatkan diri untuk melihat langsung pesawat yang dikembangkan oleh PT. Dirgantara Indonesia, N219 Nurtanio.

Pesawat ini dirancang untuk mengangkut 19 penumpang dan kargo serta dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk memenuhi berbagai persyaratan misi seperti Transportasi Pasukan, konfigurasi Evakuasi Medis, hingga Pengawasan dan Search and Rescue (SAR).

Pesawat N219, kata dia, menjadi bukti kemampuan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar, terutama dalam moda transportasi udara.

“Pesawat ini sangat efektif, terutama di Indonesia sebagai negara kepulauan. Sebagai produk anak bangsa, ini dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, bukan tidak mungkin kedepannya kita tidak perlu pesan (pesawat) dari luar,” pungkasnya.*