Kisah Pegiat Literasi dari Lereng Medini, Buat Sayembara Berhadiah Ternak
- VIVA Jogja/dok KLM
Heri mendapat penghargaan Prasidatama tahun 2014 dari Balai Bahasa Jawa Tengah, untuk bidang kategori pegiat bahasa dan sastra.
Pada 2023, dia kembali mendapat penghargaan Prasidatama tahun 2014 dari Balai Bahasa Jawa Tengah, untuk bidang kategori pegiat bahasa dan sastra. Apa yang belum tercapai?
“Saya kira, belum terbentuknya ekosistem bersastra atau menulis yang sehat. Saya kira, kami masih memerlukan waktu lebih lama lagi untuk terwujudnya ekosistem kesastraan yang sehat dan dinamis,” ungkap Heri.
Heri mengakui, pihaknya menghadapi tantangan dalam upaya mengenalkan literasi dan meningkatkan minat remaja/anak muda pada sastra.
“Makin sulit mencari kader/anggota yang militan untuk diajak mengorganisir komunitas sastra. Karena memang sejak awal, saya menyadari, sastra adalah jalan sunyi,” ujarnya.
Artinya, tidak terlalu menarik bagi anak-anak muda sekarang. Mereka lebih gandrung pada sesuatu yang ngepop dan instan.
“Anak-anak saat ini lebih suka bergumul dengan gawai dan media sosial ketimbang buku-buku,” imbuhnya.
Tantangan lain, yakni dinamika perubahan dan kemajuan teknologi informasi—yang sedikit banyak memengaruhi perilaku generasi saat ini.
“Mereka lebih menyukai budaya menonton ketimbang membaca atau menyuntuki bacaan,” tukasnya.
Heri mengakui, untuk mendanai aktivitas KLM, seluruhnya berasal dari dari gotong royong anggota, pengurus, dan donatur.
Jalan sunyi yang dipilih Heri dan rekan-rekannya pegiat literasi di Lereng Medini, menjadi pilihan mulia untuk membumikan sastra, bukan hanya di Boja dan seputaran Kendal, tapi juga pada anak bangsa di negeri ini...