Beralih ke Energi Bersih, Ampas Jamu Jadi Solusi Ramah Lingkungan Menurunkan Emisi
- VIVA Jogja/dok.Sido Muncul
Kemudian, untuk mengatasi tantangan intermitensi dari sumber EBT, PLN juga membangun smart grid dengan smart power plant dan flexible generation yang dilengkapi smart transmission, smart distribution, smart control center dan smart meter.
Lewat ARED ini membuat penambahan kapasitas listrik 75 persen bersumber dari EBT, sementara 25 persen berasal dari gas alam.
"PLN akan bergantung dengan LNG untuk mengkompensasi penurunan produksi atau pasokan dari gas pipa untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional," Iwan.
Iwan menjelaskan, pemanfaatan gas melalui LNG akan meningkat seiring waktu dari porsi saat ini dikisaran 55% menjadi 69% pada 2040 mendatang.
Hidrogen Hijau
Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto mengatakan, inisiatif mendorong energi bersih salah satunya diwujudkan lewat pengembangan green hydrogen.
"PLN menjadi yang terdepan dalam pengembangan green hydrogen di Indonesia dengan menginisiasi ekosistem hidrogen global," kata Rakhmad.
Ia menjelaskan, PLN berada dalam posisi yang tepat untuk memenuhi pertumbuhan permintaan hidrogen di Indonesia maupun pasar ekspor.
Dengan keunggulan dari sisi produksi dan suplai, PLN memiliki kapasitas untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan rantai pasok hidrogen di Indonesia.
Hingga saat ini, PLN telah membangun ekosistem green hydrogen secara end to end. PLN telah memiliki 22 Green Hydrogen Plant (GHP) dengan memanfaatkan pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik tenaga surya, dan renewable energy certificate.
Dari total 22 GHP tersebut, PLN mampu memproduksi 203 ton/tahun green hydrogen. Dimana 75 ton hidrogen ini digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit.
Sementara, 128 ton bisa digunakan untuk mendukung kebutuhan lain, termasuk kendaraan hidrogen. Tak hanya GHP, PLN juga telah memiliki Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian kendaraan hidrogen yang berlokasi di kawasan Senayan, Jakarta.
HRS yang diresmikan pada Februari 2024 lalu menjadi HRS pertama di Indonesia.
Dalam mengembangkan ekosistem green hydrogen, PLN kini tengah memulai pilot project untuk mengkonversi excess produksi green hydorgen menjadi green ammonia untuk program cofiring PLTU milik PLN.
Rakhmad menjelaskan, green ammonia yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan bakar cofiring PLTU Labuan.
"Komitmen pengembangan ekosistem green hydrogen terus dilakukan PLN untuk mendorong pemanfaatan energi bersih sejalan dengan komitmen NZE 2060 mendatang," pungkas Rakhmad.*